Pendiri ChatGPT Khawatir Gen Z Terlalu Bergantung Sama AI untuk Ambil Keputusan

Wait 5 sec.

CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: JOEL SAGET/AFPCEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap orang-orang yang terlalu bergantung untuk pengambilan keputusan pada kecerdasan buatan (AI) yang diciptakannya, ChatGPT.Altman mengatakan saat berbicara di konferensi perbankan yang diselenggarakan oleh Federal Reserve, terdapat ketergantungan emosional yang berlebihan pada ChatGPT terutama di kalangan anak muda."Orang-orang terlalu bergantung pada ChatGPT," kata Altman, mengutip Business Insider. "Ada anak muda yang bilang 'Aku nggak bisa ambil keputusan apa pun dalam hidupku tanpa cerita ke ChatGPT tentang semua yang terjadi. ChatGPT kenal aku, kenal teman-temanku. Aku bakal lakuin apa pun yang dia bilang.' Rasanya itu sangat buruk buatku."Hal ini terjadi setelah data baru menemukan ChatGPT menerima lebih dari 2,5 miliar permintaan setiap hari dari lebih 500 juta pengguna aktif mingguan.Salah satu yang mendominasi pengguna aktif ChatGPT adalah kaum muda. Anak muda saat ini semakin banyak menggunakan chatbot berbasis kecerdasan buatan dan mengandalkannya sebagai pendamping dalam kehidupan sehari-hari.Ilustrasi Gen Z. Foto: Fit Ztudio/ShutterstockIa menjelaskan bahwa ketergantungan berlebihan pada ChatGPT untuk pengambilan keputusan adalah hal yang sangat umum di kalangan anak muda.Menurut laporan Common Sense Media, sebanyak 72% remaja menggunakan pendamping AI. Separuh dari mereka yang disurvei mengatakan setidaknya "agak" mempercayai saran dari pendamping AI mereka.Dalam survei yang sama, 27% responden berusia 13-14 tahun mengatakan mereka mempercayai teknologi tersebut dibandingkan dengan 20% responden berusia 15-17 tahun. Pada kelompok yang mengatakan mempercayai teman AI mereka, 23% mempercayai AI "cukup" atau "sepenuhnya".Berbicara tentang kekhawatirannya, Altman mengatakan bahwa OpenAI sangat berusaha untuk memahami apa yang harus dilakukan terhadap hal itu."Bahkan jika ChatGPT memberikan saran yang bagus, bahkan jika ChatGPT memberikan saran yang jauh lebih baik daripada terapis manusia mana pun, ada sesuatu yang terasa buruk dan berbahaya ketika kita secara kolektif memutuskan untuk hidup sesuai dengan apa yang dikatakan AI," ujar Altman.Ilustrasi AI ChatGPT. Foto: Alex Photo Stock/ShutterstockPara pakar teknologi dan pendidikan juga turut prihatin dengan isu ini. Pedoman dan kampanye kesadaran mungkin diperlukan untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.Karena perangkat-perangkat ini membentuk keputusan dan mempengaruhi perspektif, terdapat risiko amplifikasi bias jika algoritma yang mendasarinya tidak transparan atau teregulasi dengan baik.Komentar yang Altman ungkapkan, menyentuh dampak sosial yang lebih luas, termasuk bagaimana AI dapat mengubah hubungan interpersonal. Jika individu semakin bergantung pada AI untuk komunikasi atau dukungan emosional, hubungan manusia mungkin akan terpengaruh."Ini bukan hanya tentang produktivitas, ini tentang bagaimana kita berhubungan satu sama lain dan tumbuh sebagai masyarakat," ungkap Altman.Reporter: Muhamad Ardyansyah