Pasar Kripto Hadapi Ketidakpastian Arah Penurunan Suku Bunga Jelang FOMC

Wait 5 sec.

Ilustrasi (foto: Unsplash) JAKARTA - Menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29–30 Juli 2025, pasar keuangan global, termasuk kripto dan saham AS, dihadapkan pada ketidakpastian arah penurunan suku bunga. Analis Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan situasi ini turut tercermin dalam pergerakan aset kripto, di mana saat tren harga Bitcoin dan altcoin seperti Ethereum yang cukup solid, aksi profit taking mulai mewarnai setiap reli yang ada, tidak hanya pada Bitcoin, tetapi juga pada ETH. “Beberapa investor lama tampak mengurangi eksposur risiko yang kemungkinan dilakukan untuk menunggu kejelasan arah kebijakan moneter The Fed lebih lanjut,” jelas Fahmi dalam pernyataannya. Sentimen kehati-hatian ini cukup terasa, terutama setelah Presiden Donald Trump melakukan kunjungan langka ke markas Federal Reserve pada 24 Juli yang merupakan kunjungan pertama presiden AS ke The Fed dalam dua dekade terakhir.Namun, terlepas dari ketidakpastian tersebut, volume perdagangan dan aliran dana masuk ke pasar kripto sepanjang tahun ini, khususnya tiga bulan terakhir, telah menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut laporan terbaru JPMorgan, inflow ke aset kripto telah mencapai 60 miliar dolar AS sepanjang tahun berjalan, naik hampir 50% dari update akhir Mei.Fahmi menganggap, fenomena ini menandakan meningkatnya minat investor global terhadap kripto. Tidak hanya Bitcoin, minat investor turut merambah lebih jauh ke altcoin. Stablecoin, Layer 1, AI, Memecoin, dan DeFi menjadi sektor-sektor yang membukukan volume perdagangan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Tren adopsi ETH sebagai aset treasury korporasi dan fondasi utama ekosistem DeFi juga terlihat semakin berkembang.“Beberapa manajer aset ternama bahkan mulai menjajaki integrasi fitur staking dengan produk ETF spot seperti Ethereum. Hal ini mengindikasikan proposisi nilai aset seperti Ethereum sebagai yield generating asset yang cukup unik dan dapat memberi nilai diversifikasi yang menarik bagi para investor,” kata Fahmi. Strategi potensial bagi investor menurut Fahmi, ialah untuk tetap mencermati dinamika inflasi inti, sinyal komunikasi The Fed setelah pertemuan tersebut, perkembangan regulasi kripto, serta tren peluncuran produk investasi baru seperti ETF staking berbasis altcoin. “Tidak kalah penting, potensi berlanjutnya rotasi kapital dari Bitcoin ke altcoin atau aset berisiko lain patut diwaspadai, terutama jika volatilitas meningkat,” pungkasnya.