Ilustrasi pendaratan wahana di Bulan (foto: dok. Firefly Aerospace) JAKARTA – Firefly Aerospace terpilih sebagai pengirim alat penjelajah dan instrumen ilmiah milik NASA ke Bulan. Perusahaan antariksa tersebut akan menerima dana sebesar 176,7 juta (Rp2,9 triliun). Peluncuran ini merupakan bagian dari inisiatif Commercial Lunar Payload Services (CLPS). Dalam misi tersebut, Firefly tidak hanya mengirimkan instrumen milik NASA, tetapi juga milik Badan Antariksa Kanada (CSA) dan Universitas Bern. Joel Kearns, Deputi Administrator Asosiasi Eksplorasi Direktorat Misi Sains NASA, menyatakan bahwa peluncuran misi CLPS ini akan membantu NASA dan mitra dalam memantau Bulan. Misi ini penting untuk mengetahui lebih banyak tentang satelit alami tersebut. "Investigasi ini akan menghasilkan pengetahuan penting yang dibutuhkan untuk keberlanjutan jangka panjang dan berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang permukaan bulan, yang memungkinkan kami mencapai tujuan ilmiah dan eksplorasi di wilayah Kutub Selatan Bulan," kata Joel, mengutip dari situs resmi NASA. Sementara itu, Manajer Inisiatif CLPS, Adam Schlesinger, menekankan bahwa peluncuran ini akan memberikan pemahaman lebih baik tentang lingkungan yang ingin dieksplorasi di masa depan. Ini akan mempercepat misi pendaratan manusia di Bulan dan Mars. Berdasarkan kontrak CLPS yang Firefly terima, perusahaan itu akan menyediakan layanan muatan menyeluruh ke permukaan Bulan. Periode pelaksanaannya dimulai 29 Juli 2025 hingga 29 Maret 2030 dengan pendarat bulan Firefly ditargetkan mendarat pada 2029.Ini merupakan kontrak kelima yang diterima Firefly untuk misi peluncuran CLPS. Perusahaan tersebut telah menerima kontrak peluncuran untuk mendaratkan penjelajah Bulan dan instrumen lainnya pada Maret 2025 dan tahun depan. Wahana yang dibawa didaratkan di sisi dekat Bulan.