Thailand Tuding Kamboja Langgar Gencatan Senjata dengan Serangan Granat

Wait 5 sec.

Militer Thailand/FOTO via X @armyspoke_newsJAKARTA - Militer Thailand menuduh pasukan Kamboja  melanggar perjanjian gencatan senjata di tiga lokasi terpisah di sepanjang perbatasan yang disengketakan.Thaialand memperingatkan agresi yang berkelanjutan dapat memaksa pasukan Thailand untuk merespons dengan lebih tegas.Tuduhan tersebut muncul kurang dari dua hari setelah kedua pemerintah menyepakati gencatan senjata yang ditengahi di Malaysia, yang mulai berlaku pada Senin tengah malam. Gencatan senjata ini bertujuan untuk menghentikan pertempuran dan mencegah eskalasi konflik paling mematikan mereka dalam lebih dari satu dekade, menyusul pertempuran sengit selama lima hari yang menewaskan 43 orang dan membuat lebih dari 300.000 warga sipil di kedua belah pihak mengungsi.Gencatan senjata terjadi setelah desakan berkelanjutan dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump. Trump memperingatkan para pemimpin Thailand dan Kamboja jika pertempuran berlanjut.Thailand dan Kamboja menghadapi tarif sebesar 36% atas barang-barang mereka di AS, pasar ekspor terbesar mereka, kecuali jika pengurangan tarif dapat dinegosiasikan. Setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai, Trump mengatakan ia telah berbicara dengan kedua pemimpin dan menginstruksikan tim perdagangannya untuk melakukan perundingan tarif.Pada Rabu, 30 Juli, Thailand mengatakan pasukan Kamboja menembaki posisi-posisi di provinsi Sisaket, Thailand timur laut, di perbatasan utara Kamboja."Pasukan Kamboja menggunakan senjata ringan dan peluncur granat, yang mendorong Thailand untuk merespons sebagai bentuk pembelaan diri," kata juru bicara militer Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, kepada para wartawan dilansir Reuters."Ini adalah insiden kedua sejak perjanjian tersebut dan mencerminkan perilaku yang tidak menghormati perjanjian, menghancurkan upaya de-eskalasi, dan menghambat kepercayaan antara kedua negara,” sambung Suvaree.  Kamboja menolak tuduhan Thailand dengan mengatakan mereka berkomitmen pada gencatan senjata dan meminta pengamat."Kamboja dengan tegas menolak tuduhan gencatan senjata sebagai sesuatu yang salah, menyesatkan, dan merugikan proses membangun kepercayaan yang rapuh," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja, Chum Sounry, kepada para wartawan.Kamboja ditegaskan Sounry mendukung mekanisme pemantauan dan observasi independen.Gencatan senjata yang juga menyepakati penghentian pergerakan pasukan, membuka jalan bagi pertemuan militer tingkat tinggi yang melibatkan para menteri pertahanan pada 4 Agustus di Kamboja. Belum ada laporan mengenai baku tembak artileri berat, tetapi juga tidak ada laporan penarikan pasukan oleh kedua belah pihak.