Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro Dukung Film Diponegoro Hero Digarap Pakai AI

Wait 5 sec.

Poster film 'Diponegoro Hero'. Foto: Dok. Mars MediaKetua Umum Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (PATRAPADI), R. Rahadi Saptata Abra, menyatakan dukungan terhadap produksi film bertema Pangeran Diponegoro yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, ia menekankan agar film tersebut tetap menjunjung akurasi sejarah.Pernyataan itu disampaikan Abra, sapaan Rahadi, saat menerima kunjungan silaturahmi CEO Mars Media, King Bagus, di kantor sekretariat PATRAPADI Yogyakarta.Dalam pertemuan tersebut, King Bagus menyampaikan rencana pembuatan film pendek berdurasi 30–40 menit berjudul Diponegoro Hero, yang dijadwalkan tayang Agustus mendatang bertepatan dengan HUT ke-80 RI dan 200 tahun Perang Jawa.“Pangeran Diponegoro bukan hanya milik keluarga, tetapi milik bangsa Indonesia, bahkan dunia. Siapa pun berhak mengangkat perjuangan beliau, asal tetap menjunjung akurasi sejarah,” tegas Abra dalam keterangan resmi yang diterima Pandangan Jogja pada pekan kemarin.Ketua Umum Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (PATRAPADI), R. Rahadi Saptata Abra. Foto: Dok. IstimewaIa menambahkan bahwa PATRAPADI menyambut baik inovasi yang memperkenalkan sosok Diponegoro kepada generasi muda, namun mewanti-wanti agar proses kreatif tetap merujuk pada sumber otentik seperti Babad Diponegoro.Menurut Rahadi, film yang berbasis teknologi AI ini harus menjadi sarana edukasi, bukan sekadar hiburan.“Harapan kami, film ini menjadi tatanan dan tuntunan. Generasi muda harus tahu bahwa Perang Jawa adalah bola salju pertama menuju kemerdekaan Indonesia 1945,” ujarnya.Dalam pertemuan itu, Rahadi juga menguraikan tiga alasan utama Pangeran Diponegoro melawan Belanda:Campur tangan politik kolonial dalam urusan Keraton Yogyakarta,Masuknya budaya Barat yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam dan budaya Jawa,Penindasan sistem pajak yang memberatkan rakyat kecil.Ia menjelaskan bahwa semangat Pangeran Diponegoro tidak semata-mata anti-Barat, melainkan menuntut kedaulatan dan keadilan. Bahkan, menurutnya, jika Belanda ingin berdagang di Nusantara, mereka harus menghormati keyakinan lokal dan membayar hasil bumi rakyat secara adil.Sebagai Ketua Umum PATRAPADI, Rahadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal setiap inisiatif publik yang melibatkan nama dan perjuangan Pangeran Diponegoro, termasuk dalam bentuk film atau karya budaya lainnya.“Kami terbuka terhadap kolaborasi dengan siapa pun, tapi sejarah tidak boleh dimodifikasi demi dramatisasi. Itu prinsip kami,” tutupnya.Film Diponegoro Hero disebut sebagai film sejarah berbasis AI pertama dan terpanjang di Indonesia, bahkan Asia. Proyek ini digarap Mars Media dengan pendekatan teknologi generatif untuk menciptakan visualisasi perlawanan Pangeran Diponegoro secara sinematik.