Cerita Mahasiswi Belanda KKN Internasional di Mojokerto, Bingung Toilet

Wait 5 sec.

Amber Dubbeld (pakai topi), mahasiswi dari Belanda. Foto: Masruroh/BasraCerita menarik dihadirkan sejumlah mahasiswa dari 6 negara yang kini sedang mengikuti International Community Outreach Program (iCOP) 2025 yang digelar Petra Christian University (PCU) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.Cerita menarik tersebut salah satunya datang dari Amber Dubbeld, mahasiswi Belanda. Amber mengaku kesulitan menggunakan toilet di rumah penduduk yang menjadi tempat tinggalnya selama mengikuti kegiatan KKN tersebut."Agak susah toiletnya yang mengharuskan saya jongkok. Itu tantangan tersendiri buat saya," tutur Amber dalam bahasa Inggris, kepada Basra, (26/7).Meski kesusahan karena toilet, Amber mengaku senang bisa ikut kegiatan KKN internasional tersebut. Masyarakat lokal yang menjadi lokasi KKN nya dinilai sangat ramah."Mereka sangat ramah, saya mendapat keluarga baru di sini," ujarnya.Senada dengan Amber, Danielle Muizeelar juga mengaku terkesan dengan keramahan warga lokal setempat. Tak hanya itu, kuliner di Desa Jembul yang menjadi lokasinya KKN dinilai cukup menarik."Makanan di sini sangat enak. Di Belanda saya pernah makan makanan Indonesia tapi rasanya berbeda dengan yang di sini. Di sini lebih lezat, ada sambalnya," ujarnya seraya tergelak.iCOP 2025 merupakan program pengabdian masyarakat internasional yang memungkinkan mahasiswa lintas negara saling belajar kearifan lokal dan yang paling utama memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan masyarakat.Tahun ini, sebanyak 152 mahasiswa dan para dosen pendamping dari sembilan kampus serta enam negara berbeda akan terjun langsung ke Mojokerto, menyebar di 6 dusun, 5 desa, dan 3 kecamatan, untuk tidak hanya belajar kearifan lokal tetapi juga memberikan kontribusi nyata.Ratusan peserta itu terdiri dari 29 mahasiswa Dongseo University (Korea Selatan), 23 mahasiswa Inholland University of Applied Science (Belanda), tiga mahasiswa The Hongkong University of Science and Technology (Hong Kong), 16 mahasiswa International Christian University (Jepang), tujuh mahasiswa Fu Jen Catholic University (Taiwan), tiga orang Lingnan University Hong Kong (Hong Kong), 17 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (Indonesia), satu orang Universitas Negeri Surabaya (Indonesia) dan 53 mahasiswa Petra Christian University (Indonesia).