A healthy coral reef in Sulawesi, central Indonesia. Cut Aja Gita Alisa, CC BY-NC-NDMengapa orang-orang begitu peduli dengan terumbu karang? Mengapa kerusakan terumbu karang memicu keresahan dan kemarahan? Apa yang mendorong banyak orang berjuang keras melindungi dan memulihkan terumbu karang?Tentu saja, sebagian alasannya karena terumbu karang bernilai ekologis dan ekonomi yang tinggi. Namun, tak hanya itu, terumbu karang juga memiliki keindahan yang memikat.Terumbu karang yang sehat adalah ekosistem tercantik di dunia. Keindahannya benar-benar mengagumkan. Ia menyimpan warisan budaya, mendukung sektor pariwisata, menyokong kelestarian laut, dan memperkuat hubungan emosional manusia dengan laut.Lantas, bagaimana kita bisa menilai keindahan itu? Bila terumbu karang rusak, mungkinkah keindahan tersebut kita pulihkan?Selama ini, banyak program pemantauan dan restorasi terumbu karang cenderung mengabaikan aspek estetika. Sebab, aspek tersebut dianggap terlalu subjektif untuk dinilai. Hal ini membuat kami, para ilmuwan, frustrasi. Kami merasa bahwa aspek estetika mesti diperhitungkan. Keindahan merupakan daya tarik utama terumbu karang. Maka dari itu, kita pun harus bisa mengukur keindahan terumbu karang.Mungkin rasanya memang mustahil bagi kita untuk mengukur sebuah keindahan. Namun, penelitian terbaru kami berhasil menjawab tantangan tersebut. Kami menemukan cara untuk mengukur nilai estetika terumbu karang, sekaligus menilai apakah upaya pemulihan terumbu karang mampu mengembalikan pesona visual yang sebelumnya rusak. Terumbu karang yang sehat memiliki beragam warna, bentuk, dan tekstur. Ini termasuk sebagai ekosistem dengan visual paling menakjubkan di Bumi. Cut Aja Gita Alisa, CC BY-NC-ND Mengukur keindahan terumbu karangTim kami yang terdiri dari para ilmuwan kelautan internasional menjalankan program restorasi yang didukung oleh perusahaan global Mars—proyek restorasi terbesar di duna—yang berlokasi di perairan Sulawesi Selatan.Di sana, penduduk setempat dan perusahaan global bekerja sama selama lebih dari satu dekade untuk merehabilitasi terumbu yang hancur akibat praktik penangkapan ikan dengan bahan peledak.Metode penangkapan ikan ini memang praktis melumpuhkan dan membunuh ikan seketika. Tujuannya memudahkan nelayan tinggal untuk menjala ikan yang sudah mati. Namun, bahan peledak yang digunakan juga menghancurkan terumbu karang. Hanya dalam hitungan detik, seluruh ekosistem terumbu karang musnah.Program Mars sudah berhasil menumbuhkan kembali sebagian terumbu karang yang rusak. Namun, kami ingin mencari tahu lebih lanjut apakah program ini juga mampu mengembalikan daya tarik visual ekosistem terumbu karang yang alami. Penyelam bekerja sama untuk merehabilitasi terumbu di proyek restorasi terumbu karang terbesar di dunia. Kerangka besi akan menopang pertumbuhan potongan-potongan karang yang seiring waktu akan berkembang menjadi terumbu karang pulih kembali. Indo-Pacific Films, CC BY-NC-ND Kami mengambil potret dasar laut dengan pengaturan standar yang bisa secara otomatis mencocokkan keseimbangan warna, menyesuaikan kondisi pencahayaan di bawah air. Dengan cara ini, kami bisa menangkap warna secara akurat dalam kondisi perairan dangkal di seluruh lokasi terumbu karang—baik yang sehat, rusak, atau terpulihkan.Lalu, kami melakukan survei daring ke lebih dari 3 ribu responden. Kami meminta mereka membandingkan beberapa foto terumbu karang dan memilih mana yang lebih indah. Penilaian tersebut kami pakai untuk menghitung skor estetika untuk setiap gambar.Hasilnya, kami menemukan bahwa orang-orang dari latar belakang berbeda memiliki pendapat serupa dalam menilai mana terumbu karang yang indah. Baik orang tua ataupun muda, warga dengan negara terumbu karang maupun tidak, berbagai tingkat pendidikan, paham soal laut atau tidak, semua cenderung berpendapat senada. Mereka menganggap terumbu karang yang padat, berwarna cerah, dan memiliki struktur yang kompleks sebagai terumbu karang yang indah. Temuan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, kita semua menyepakati terumbu karang yang sehat memiliki keindahan yang berharga.Kami menggunakan penilaian dari setiap foto untuk melatih algoritma mesin pembelajaran kecerdasan buatan (AI). Tujuannya untuk memprediksi preferensi visual manusia terhadap foto-foto habitat terumbu karang yang berbeda-beda. Para peneliti mengambil foto dasar laut terstandar dengan terumbu yang berbeda-beda di Indonesia tengah. Tim Lamont, CC BY-NC-ND Hasil prediksi AI ternyata konsisten menunjukkan hasil yang sama. Foto-foto terumbu karang yang sudah pulih dari kerusakan dinilai sama indahnya dengan terumbu karang alami yang sehat. Tentu saja keduanya jauh lebih menarik dari terumbu yang rusak.Temuan ini penting dan membawa angin segar. Artinya, upaya restorasi terumbu karang bukan hanya berhasil memulihkan fungsi ekologis, tapi juga mengembalikan keindahan ekosistem yang amat bernilai ini.Memantau pemulihanKami menemukan bahwa keindahan terumbu karang berkaitan erat dengan tiga hal, yakni: jumlah warna yang muncul, luas area yang ditumbuhi karang hidup, dan kerumitan bentuk karang yang tampak. Sebaliknya, gambar yang didominasi hamparan karang mati berwarna abu-abu dengan sedikit kehidupan selalu mendapat skor paling rendah.Temuan kami menunjukkan bahwa promosi keragaman warna dan bentuk terumbu karang bukan hanya akan membantu ekosistem laut, tetapi juga memperkuat nilai visual, budaya, dan pariwisata. Ahli restorasi terumbu karang bisa melakukannya dengan memilih donor terumbu karang, ketika karang yang sehat bisa ditransplantasi ke area yang rusak. Tujuannya untuk mendukung pemulihan sekaligus menambah warna dan keberagaman jenis karang di area tersebut.Temuan kami juga menunjukkan bahwa pemulihan terumbu karang bisa dipantau dengan teknik pemantauan sederhana berbasis foto, seperti yang kami lakukan dalam studi ini.Terumbu karang memerlukan perawatan jangka panjang agar mereka bisa bertahan, berkembang, dan mempertahankan keindahan serta fungsi ekologis mereka. Agar upaya restorasi tidak berhenti begitu saja, kita perlu melengkapi upaya ini dengan pemantauan dan pemeliharaan terus-menerus. Perkembangan pariwisata di sekitar terumbu karang yang sudah pulih juga perlu dikelola dengan bijak dan berkelanjutan.Melalui restorasi dan pariwisata berkelanjutan, manfaat ekologis dan sosial dari terumbu yang sehat dan indah bisa terus terjaga. Pada akhirnya, memulihkan terumbu karang yang cantik juga akan membantu komunitas yang bergantung pada wisata laut dan mengajak lebih banyak orang untuk peduli pada laut.Tim Lamont menerima dana dari Royal Commission of 1851 dan Fisheries Society of the British Isles.Gita Alisa menerima dana dari Friends of Lancaster University in America dan Sheba Hope Advocate Program.Tries Blandine Razak menerima dana dari Pew Charitable Trust dan Fisheries Society of the British Isles.