Hewan Kecoa (Pixabay)JAKARTA - Bagi Gundbert Scherf, pendiri perusahaan pertahanan Helsing, invasi Rusia ke Ukraina menjadi titik balik yang mengubah segalanya. Helsing, yang kini dikenal sebagai perusahaan pertahanan paling bernilai di Eropa, mengembangkan teknologi drone serang dan kecerdasan buatan (AI) untuk kebutuhan medan tempur.Perusahaan berbasis di Munich ini berhasil menarik minat investor dan meningkatkan valuasi lebih dari dua kali lipat menjadi 12 miliar dolar AS pada bulan lalu. Scherf mengungkapkan bahwa tahun ini, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Eropa mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk akuisisi teknologi pertahanan dibanding Amerika Serikat.Mantan mitra di McKinsey & Company itu menyebut Eropa kini berada di ambang transformasi pertahanan yang bisa disamakan dengan Proyek Manhattan—momen ketika Amerika mulai mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II. “Eropa kini mulai memahami pentingnya pertahanan,” katanya, dikutip dari Reuters.Sikap terhadap sektor pertahanan juga berubah. Menurut Sven Weizenegger, kepala Pusat Inovasi Siber Bundeswehr, perang di Ukraina turut mendorong pergeseran pandangan sosial terhadap industri pertahanan, menghapus stigma lama. “Jerman telah mengembangkan keterbukaan baru terhadap isu keamanan sejak invasi terjadi,” ujarnya.Beberapa inovasi yang dikembangkan bahkan terkesan seperti fiksi ilmiah. Salah satunya adalah proyek Swarm Biotactics—kecoak cyborg yang dibekali ransel mini berisi kamera dan sensor untuk mengumpulkan data secara real-time di wilayah yang sulit dijangkau manusia. Stimulus listrik memungkinkan operator mengendalikan pergerakan serangga ini dari jarak jauh, untuk tujuan pengawasan seperti mendeteksi posisi musuh.“Bio-robot kami, yang berbasis serangga hidup, dilengkapi stimulasi saraf, sensor, dan modul komunikasi yang aman,” jelas CEO Stefan Wilhelm. Kecoak-kecoak ini dapat dikendalikan secara individual atau beroperasi secara otonom dalam kelompok.Kanselir Jerman Friedrich Merz menilai AI dan teknologi rintisan sebagai bagian penting dari strategi pertahanan masa depan. Ia pun memangkas hambatan birokrasi untuk mempercepat koneksi antara perusahaan rintisan seperti Helsing dengan pucuk pimpinan militer Jerman.Dengan dukungan Amerika Serikat, Jerman—salah satu pendukung utama Ukraina—berencana menggandakan anggaran pertahanan reguler menjadi sekitar 162 miliar euro, atau sekitar 175 miliar dolar AS per tahun, pada 2029.Helsing termasuk dalam gelombang baru perusahaan rintisan pertahanan Jerman yang menghadirkan teknologi mutakhir, mulai dari robot AI berbentuk tank dan kapal selam tanpa awak, hingga kecoak mata-mata yang siap dikirim ke medan perang. “Kami ingin membantu mengembalikan semangat juang Eropa,” ujar Scherf.Selama beberapa dekade terakhir, sektor pertahanan menjadi motor utama bagi berbagai terobosan teknologi sipil. Inovasi seperti internet, GPS, semikonduktor, dan mesin jet, awalnya dikembangkan melalui riset militer sebelum akhirnya mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat dunia.