Warga Palestina dari berbagai klan memegang senjata untuk mengamankan truk bantuan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Rabu (25/6/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSTruk-truk bantuan mulai bergerak dari Mesir menuju Gaza. Laporan televisi Al Qahera News yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir, pergerakan ini terjadi setelah berbulan-bulan tekanan internasional dan peringatan dari lembaga bantuan terkait meluasnya kelaparan di Jalur Gaza.Mengutip Reuters Minggu (27/7), puluhan truk yang membawa berton-ton bantuan kemanusiaan bergerak menuju perbatasan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) di selatan Gaza, kata koresponden Al Qahera, dari perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza.Bantuan itu mulai bergerak usai Israel pada Sabtu (26/7) menyatakan telah memulai pengiriman bantuan melalui udara ke Gaza.Militer Israel menyebut pengiriman bantuan udara dilakukan bersama organisasi bantuan internasional, mencakup tujuh paket berisi tepung, gula, dan makanan kaleng. Sumber Palestina mengonfirmasi bantuan udara telah disalurkan di Gaza utara.Militer Israel mengatakan pihaknya akan membuka 'koridor kemanusiaan' untuk memastikan pergerakan konvoi PBB yang mengirimkan bantuan ke warga Gaza, serta menerapkan 'jeda kemanusiaan' di area padat penduduk.Organisasi bantuan internasional sebelumnya menyebut terjadi kelaparan massal di antara 2,2 juta penduduk Gaza setelah Israel memutus pasokan ke wilayah itu pada Maret, sebelum kembali mengizinkan masuknya bantuan pada Mei dengan sejumlah pembatasan baru.Israel sempat berdalih mengklaim telah memasukkan cukup pasokan makanan ke Gaza dan menuduh PBB gagal mendistribusikannya. Namun, PBB menyatakan distribusi dilakukan seefektif mungkin di tengah pembatasan yang diberlakukan Israel.Adapun menurut Kementerian Kesehatan Gaza, puluhan warga meninggal akibat kekurangan gizi dalam beberapa pekan terakhir. Sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu, tercatat 127 orang, termasuk 85 anak-anak, tewas akibat malnutrisi.Israel melancarkan serangan ke Gaza setelah pejuang Hamas menyerang kota-kota Israel di dekat perbatasan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang. Sejak itu, otoritas kesehatan Gaza menyebut serangan Israel telah menewaskan hampir 60.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.