Bumi berotasi (Live Science) YOGYAKARTA - Fenomena percepatan rotasi Bumi kembali menjadi perhatian para ilmuwan pada tahun ini. Beberapa hari di bulan Juli dan Agustus tercatat memiliki durasi yang sedikit lebih pendek dari biasanya.Secara umum, satu hari standar di Bumi adalah 24 jam atau 86.400 detik. Namun, pada 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus, para ilmuwan memperkirakan rotasi planet akan lebih cepat relatif terhadap matahari sehingga durasi hari memendek satu milidetik atau lebih.Penyebab Bumi Berputar Lebih CepatMeskipun satu hari standar di Bumi adalah 86.400 detik, kenyataannya, Bumi tidak selalu menyelesaikan satu rotasi dalam durasi yang persis sama. Terkadang rotasinya sedikit lebih cepat atau lebih lambat. Selisih ini bisa mencapai beberapa milidetik, perbedaan yang sangat kecil, tetapi cukup signifikan bagi sistem waktu dan teknologi modern.Melansir The Guardian, fenomena percepatan rotasi Bumi sebenarnya bukan hal baru. Para ilmuwan telah mencatat tren ini sejak tahun 2020. Salah satu faktor yang diyakini berperan adalah interaksi gravitasi antara Bumi dan Bulan.Bulan mempengaruhi rotasi Bumi melalui gaya tarik-menarik yang menimbulkan pasang surut air laut. Ketika Bulan berada pada posisi tertentu, tarikan ini bisa memperlambat atau bahkan mengurangi efek perlambatan rotasi Bumi. Dalam periode tertentu, terutama ketika Bulan jauh dari khatulistiwa, efek ini melemah dan memungkinkan rotasi Bumi sedikit lebih cepat.Melansir Time, percepatan rotasi Bumi juga bisa dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di dalam bumi, salah satunya gempa bumi. Gempa bumi bisa mengubah distribusi massa di dalam planet dan memengaruhi kecepatan rotasinya.Pada 2005, gempa bumi di Indonesia menggeser massa kutub Bumi sekitar satu inci ke arah timur, mengurangi panjang hari sebesar 2,68 mikrodetik. Namun, belum ada gempa bumi signifikan yang terjadi baru-baru ini, sehingga gempa bumi dianggap bukan penyebab percepatan saat ini.Beberapa ilmuwan juga menduga adanya pengaruh dari pergerakan inti Bumi, meskipun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Perubahan di inti cair planet kita dapat mempengaruhi momen inersia Bumi, mirip dengan seorang skater yang memutar tubuh lebih cepat saat menarik tangan ke dalam.Apakah Waktu Menjadi Lebih Cepat?Ilustrasi waktu (Pexels/Jordan Benton) Meski rotasi Bumi lebih cepat, hal ini tidak berarti waktu secara harfiah menjadi lebih cepat bagi manusia. Perubahan satu hingga dua milidetik dalam durasi hampir tidak mungkin dirasakan oleh manusia secara fisik. Kita tetap akan bangun, bekerja, dan tidur dalam ritme yang sama.Namun, perbedaan ini penting bagi sistem teknologi modern seperti GPS, jaringan komunikasi, jaringan perbankan, dan satelit. Semua sistem ini bekerja dengan sinkronisasi waktu yang sangat presisi, bahkan hingga nanodetik. Oleh karena itu, perbedaan kecil dalam rotasi Bumi harus diakomodasi agar sistem ini tetap berjalan lancar.“Kita mengirimkan data dengan sangat cepat, dan semuanya perlu diberi tanda waktu, sehingga komputer tahu data mana yang harus dikirim,” kata Dr. David Gozzard, fisikawan dari University of Western Australia, dikutip dari The Guardian.Detik KabisatUntuk menjaga keselarasan antara waktu astronomis (berdasarkan rotasi Bumi) dan waktu atomik (UTC), para ilmuwan telah menerapkan konsep detik kabisat. Detik tambahan ini ditambahkan secara berkala sejak 1972 ketika perbedaan mulai dirasa signifikan.Namun, dengan percepatan rotasi Bumi yang terjadi sekarang, mungkin saja dunia perlu mempertimbangkan pengurangan detik kabisat, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.Mulai tahun 2035, detik kabisat akan dihentikan untuk menghindari kompleksitas sistem komputer global. Namun jika percepatan rotasi terus berlanjut, bisa jadi diperlukan pendekatan baru terhadap penyesuaian waktu global.