Staf Khusus Kepala BGN, Redy Hendra Gunawan menyampaikan Update Mingguan terkait Program MBG. (Foto: Tangkapan layat Youtube Badan Gizi Nasional)JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas insiden keracunan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Menyikapi kejadian tersebut, BGN mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait. Pernyataan ini disampaikan Staf Khusus Kepala BGN, Redy Hendra Gunawan dalam Update Mingguan Akselerasi dan Evaluasi Program MBG yang disiarkan secara daring, Selasa, 29 Juli. "Kami telah menindaklanjuti beberapa keluhan terkait pelaksanaan Makan Bergizi Gratis. Beberapa waktu ini, khususnya insiden yang terjadi di NTT, Badan Gizi Nasional telah mengambil langkah tegas dengan melakukan pemberhentian operasional SPPG terkait," katanya mengutip dari kanal Youtube Badan Gizi Nasional. Investigasi tersebut, lanjut dia, dilakukan secara menyeluruh bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan, serta lembaga-lembaga independen. BGN memastikan bahwa semua hasil investigasi akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan program di masa mendatang. Redy menambahkan, koordinasi dengan pemerintah daerah juga terus dilakukan secara intensif untuk memastikan penanggulangan insiden berjalan cepat dan efektif. "Badan Gizi Nasional tidak menoleransi kelalaian dalam hal pengelolaan SPPG yang tentu sangat berbahaya bagi kesehatan penerima manfaat. Koordinasi dengan pemerintah daerah juga telah dilakukan secara rutin demi penanganan insiden. Dan hari ini, semua pihak bergerak cepat dalam hal penanggulangan insiden tersebut," tegasnya. BGN turut merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 86 tentang Keamanan Pangan dalam menangani situasi yang dikategorikan sebagai kejadian luar biasa. "Berdasarkan PP 86 terkait dengan keamanan pangan, BGN juga telah melakukan penanggulangan terkait dengan kejadian luar biasa sehingga semua pihak terlibat di dalam penyelesaian dan penanggulangan insiden yang terjadi di NTT," jelasnya. "Ini akan kami jadikan sebagai bahan perbaikan di masa depan. Tentu semua masukan, semua kritik, semua laporan yang berasal dari masyarakat sangat kami perlukan untuk perbaikan yang akan datang," imbuh Redy.Insiden keracunan ini terjadi pada Selasa, 23 Juli lalu, ratusan anak sekolah SMP Negeri 8 Kota Kupang mengalami mual, muntah, disertai nyeri perut yang hebat sehingga menyebabkan kelemasan.Dugaan sementara, diduga akibat mengonsumsi MBG yang didistribusikan pada Senin, 22 Juli.