Wall Street Melemah Usai Powell Redam Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Wait 5 sec.

Ilustrasi Wall Street. Foto: ShutterstockBursa saham Amerika Serikat, Wall Street, mengakhiri perdagangan Rabu (30/7) di zona merah setelah sesi yang bergejolak. Sentimen pasar berubah usai Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyampaikan komentar yang meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September mendatang.Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones tercatat turun 171,71 poin atau 0,38 persen menjadi 44.461,28. Sementara itu, S&P 500 melemah tipis 7,96 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.362,90. Di sisi lain, Nasdaq Composite justru naik tipis 31,38 poin atau 0,15 persen ke 21.129,67. Padahal, sebelumnya S&P sempat menguat hingga 0,4 persen sebelum akhirnya terkikis.Sesuai prediksi pasar, The Fed menahan suku bunga pada pertemuan kali ini. Dalam pernyataannya, bank sentral menyoroti kondisi pasar tenaga kerja yang masih solid serta inflasi yang tetap tinggi. Dua gubernur Fed tercatat berbeda pendapat dalam keputusan tersebut.Pasar sempat menunjukkan penguatan jelang pernyataan resmi The Fed, terutama setelah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II yang lebih tinggi dari perkiraan. Namun, detail laporan menunjukkan tanda-tanda pelemahan di balik angka utama.Suasana berubah usai Powell menyampaikan bahwa masih terlalu dini untuk memastikan apakah suku bunga akan dipangkas pada pertemuan berikutnya.“Kebijakan saat ini cukup ketat tapi belum menghambat ekonomi,” kata Powell.Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua RobertsKomentar tersebut membuat pelaku pasar kembali berhitung. Probabilitas pemangkasan suku bunga pada September, yang sempat menyentuh 68 persen setelah pernyataan awal The Fed, kini turun di bawah 50 persen berdasarkan data LSEG.Analis menilai, pasar masih gamang membaca arah kebijakan suku bunga ke depan.“Tidak banyak perubahan dalam pernyataan di sini, masih menunjukkan kekhawatiran tentang bagaimana kebijakan tarif ini akan diterapkan dan mungkin belum bergantung pada data yang telah tersedia. Anda bisa melihatnya hanya dalam laporan PDB, betapa banyaknya gangguan yang terjadi di setiap rilis ini saat ini,” ujar JP Powers, Kepala Investasi RWA Wealth Partners di Boston.“Seandainya saya Powell, saya tidak tahu seberapa besar ia memikirkan warisannya, tetapi saya pikir ia akan mengambil keputusan yang mungkin terlambat untuk memangkas suku bunga saat ia akan pensiun daripada mengambil risiko gejolak apa pun tepat saat ia akan pensiun,” tambahnya.Sementara itu, data ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan bahwa sektor swasta menambah 104.000 pekerjaan pada Juli, lebih tinggi dari proyeksi 75.000. Ini menjadi salah satu dari rangkaian data tenaga kerja yang ditunggu menjelang rilis data resmi dari pemerintah pada Jumat.Di sisi korporasi, raksasa teknologi seperti Microsoft dan Meta mencatatkan lonjakan saham lebih dari 6 persen dalam perdagangan setelah jam pasar, usai merilis laporan keuangan yang positif. Investor kini menanti giliran Amazon dan Apple yang akan mengumumkan hasil kuartalannya pada Kamis.Secara umum, musim laporan keuangan membantu menopang pasar saham. Teradyne melonjak 18,9 persen usai merilis kinerja kuartalan yang kuat. Perusahaan consumer goods juga menunjukkan ketahanan daya beli masyarakat.Starbucks, misalnya, mencatat penjualan kuartal ketiga di atas ekspektasi meski sahamnya turun tipis 0,2 persen. Hershey naik 1,4 persen setelah merilis hasil yang melampaui perkiraan analis. VF Corp, induk brand Vans, juga melaporkan pendapatan yang solid dan ditutup naik 2,6 persen.Namun, kabar dari sisi kebijakan perdagangan kembali menekan sektor material. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa AS akan mengenakan tarif sebesar 50 persen untuk pipa dan kabel tembaga. Meski tidak sekeras yang dikhawatirkan karena tak mencakup bijih, konsentrat, dan katoda, kebijakan ini tetap memberi tekanan.Sektor material dalam S&P 500 turun 2 persen. Freeport-McMoRan menjadi salah satu yang paling terpukul, dengan sahamnya anjlok hingga 9,5 persen.Secara keseluruhan, di bursa NYSE jumlah saham yang melemah mengalahkan saham yang menguat dengan rasio 2,52 banding 1. Sementara di Nasdaq, jumlah saham naik mengungguli yang turun dengan rasio 2,05 banding 1.