Bahlil Buka Potensi Blok Ambalat Dikelola Pertamina Bersama Petronas

Wait 5 sec.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana PutraMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka potensi pengembangan Blok East Ambalat dapat dikelola PT Pertamina (Persero) bersama BUMN migas asal Malaysia, Petronas.Blok migas yang terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut termasuk dalam wilayah sengketa karena tumpang tindih dengan area blok milik Shell. Secara geologis, blok ini berada di Cekungan Tarakan, perairan laut dalam Kalimantan Utara.Bahlil memastikan bahwa kajian dan negosiasi antara kedua negara masih berlangsung, untuk menentukan batas wilayah serta konsep pengelolaan sumber daya."Dalam pembahasan tingkat tinggi, saya kebetulan ada. Lagi kita membangun konsep, Ambalat adalah wilayah yang hari ini secara politik itu masing-masing merasa mengeklaim kira-kira begitu, ada atau tak ada batasan-batasan," jelasnya usai acara Energi dan Mineral Festival 2025, Rabu (30/7).Dia membuka potensi harta karun migas ini akan dikelola bersama. Hal ini sejalan dengan hasil pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (27/6), terkait konsep joint development authority di Ambalat."Nah jujur saya katakan bahwa di situ ada potensi sumber daya minyak dan gas. Salah satu yang kita diskusikan adalah bagaimana kawasan ini kita kelola bersama untuk kebaikan bersama. Karena kalau seperti ini, sekalipun cadangan ada tapi kalau tidak dikelola, dua-duanya enggak dapat bagian apa-apa," ungkap Bahlil.Adapun hak pengelolaan Blok East Ambalat saat ini dimiliki sepenuhnya oleh Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ambalat Timur sejak tahun 2016. Pemerintah dan Pertamina menyepakati Production Sharing Contract (PSC) Blok East Ambalat yang berlaku selama 30 tahun.Namun, imbas dari kondisi politik dan tumpang tindih wilayah tersebut, PHE hingga kini belum bisa melakukan kegiatan eksplorasi apa pun meskipun sudah memiliki 100 persen hak kepemilikan di sana.Bahlil mengungkapkan jika potensi pengelolaan Blok East Ambalat bersama Malaysia ini diputuskan, tentunya akan melibatkan perusahaan milik negara masing-masing, yakni Pertamina dan Petronas."Sudah barang tentu kalau dilakukan antara negara dengan negara maka akan dilakukan kerja sama antara BUMN Malaysia dan BUMN Indonesia, di mana representasi untuk bidang migas adalah Petronas dari Malaysia dan Pertamina dari Indonesia," kata Bahlil.Hanya saja, Bahlil menegaskan bahwa konsep pengelolaan bersama Blok East Ambalat belum ada keputusan sama sekali, baik dari sisi metode maupun rentang waktunya."Tapi ini belum final. Ini masih dalam kajian. Sekali lagi saya katakan bahwa ini masih dalam kajian. Belum tahu kapan dan bagaimana metode dan caranya," tegasnya.Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio dan Komersial PHE, Edy Karyanto, saat acara Energi dan Mineral Festival 2025, Rabu (30/7/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanDi sisi lain, Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio dan Komersial PHE, Edy Karyanto, mengatakan perusahaan masih membahas kepastian pengelolaan Blok East Ambalat bersama Malaysia. Dia tidak menyebutkan dengan rinci siapa pihak yang dimaksud."Kita juga sedang merencanakan untuk pengembangan daerah di East Ambalat, yang perbatasan dengan Malaysia. Saat ini kita juga sedang diskusi lanjut dengan pihak di Malaysia," ungkapnya saat acara Energi dan Mineral Festival 2025, Rabu (30/7).Ditemui usai acara, Edy menyebutkan PHE masih menunggu arahan lebih lanjut dari Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM maupun SKK Migas terkait pengelolaan Blok East Ambalat. Sebab, perusahaan tidak memiliki wewenang dalam negosiasi batas wilayah antar negara.Dia hanya memastikan bahwa PHE sudah memiliki kompetensi dan kemampuan modal sehingga siap untuk menggarap blok tersebut dengan berbagai opsi jenis pengeboran."Kami punya kompetensi baik secara teknikal maupun finansial. Baik itu mungkin apakah laut semi-submersible atau check up gitu ya. Kami siap karena punya experience dan kompetensi untuk melakukan itu," jelas Edy.