Peternak Mandiri Belum Rasakan Dampak Ekonomi Program MBG

Wait 5 sec.

Makan Bergizi Gratis (Foto: Antara)JAKARTA - Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN), Alvino Antonio mengungkapkan bahwa pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dampaknya belum dirasakan terhadap pelaku peternakan, khususnya peternak ayam mandiri."Program MBG belum ada dampaknya bagi ekonomi peternak mandiri," kata Alvino kepada VOI, Kamis, 31 Juli.Menurut Alvino, hingga saat ini para peternak mandiri belum merasakan adanya peningkatan permintaan atau perbaikan harga jual di tingkat kandang.Bahkan, harga ayam hidup kembali merosot dan berada di bawah biaya pokok produksi (BPP), yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak kecil.Seperti diketahui HPP ayam hidup dipatok Rp 17.500/ekor untuk ukuran ayam 1,8 kilogram/ekor. Namun kenyataannya, harga jual di peternak justru di bawah HPP."Faktanya hari ini, harga ayam hidup di kandang murah lagi dibawah biaya pokok produksi," ungkapnya.Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut, untuk memenuhi kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat MBG setiap hari, dibutuhkan sekitar 5.000 ton telur per hari. Dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan produksi dan distribusi pangan dalam negeri.Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam forum Safety and Sustainability of Free Nutritious Meals Program in Indonesia, yang diselenggarakan oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) di IPB International Convention Center, Bogor, Rabu, 23 Juli."Dengan 82,9 juta penerima manfaat artinya setiap hari kami memerlukan dan memasak telur sebanyak 5.000 ton per hari. Saya mengajak semua pihak untuk bergabung dan berpartisipasi dalam Program Makan Bergizi Gratis. Ini bukan hanya tentang pangan, tapi tentang masa depan generasi Indonesia," tuturnya.