Beraas SPHP (Foto: Antara)JAKARTA - Sudah dua pekan sejak pemerintah kembali mendistribusikan beras subsidi melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), namun harga beras di pasaran masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan.Berdasarkan data panel Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 30 Juli 2025 pukul 16.00 WIB, harga beras baik jenis premium maupun medium masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.Untuk beras jenis premium, secara nasional HET-nya adalah Rp 14.900 per kilogram (kg). Namun, harga di pasaran masih melampaui batas tersebut di seluruh zona:Zona I :HET Rp 14.900/kg, harga pasar Rp 15.496/kgZona II :HET Rp 15.400/kg, harga pasar Rp 16.589/kgZona III:HET Rp 15.800/kg, harga pasar Rp 18.369/kgSementara itu, untuk beras jenis medium, kondisi serupa juga terjadi:Zona I :HET Rp 12.500/kg, harga pasar Rp 13.937/kgZona II :HET Rp 13.100/kg, harga pasar Rp 14.614/kgZona III:HET Rp 13.500/kg, harga pasar Rp 16.826/kgPemerintah telah menyiapkan 1,5 juta ton beras SPHP yang didistribusikan ke pasar, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, serta BUMN Pangan. Adanya penyaluran beras subsidi ini diharapkan mampu menekan harga beras yang tinggi di pasaran.Pemerintah hingga Satgas Pangan Desak Turunkan Harga BerasPemerintah meminta kepada seluruh pelaku usaha perberasan agar menurunkan harga beras sesuai HET. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berharap harga beras akan turun dalam waktu satu atau dua pekan."Ada beras kita siapkan 1,3 juta ton (SPHP). Kami yakin 1-2 minggu ke depan harga beras sudah turun," katanya saat mengunjungi operasi pangan murah di Majene, Sulawesi Barat, Minggu, 20 Juli.Sementara itu, Bapanas mengimbau para pelaku usaha ritel untuk tetap menyalurkan stok beras premium yang ditemukan tidak sesuai standar mutu ke konsumen, namun dilakukan penyesuaian harga. Langkah ini diambil guna mencegah terjadinya kekosongan pasokan di lapangan dan tetap menjaga keterjangkauan bagi masyarakat."Langkah ini supaya tidak shortage di lapangan. Beras-beras ini masih baik, hanya tidak sesuai antara isi dengan packaging-nya. Jadi harganya harus diturunkan sesuai dengan isi yang ada di dalamnya. Dari pengamatan kita bersama, cek di lapangan, harga itu diturunkan sekitar Rp 1.000," kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya disitir Selasa, 29 Juli.Imbauan tersebut tertuang dalam surat bernomor 589/TS.02.02/B/07/2025 yang disampaikan Bapanas melalui Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) per 25 Juli 2025."Jadi beras yang sudah on sale, yang sudah ada di rak-rak, sudah ada di pasar, itu bukan ditarik kembali, karena kalau ditarik kembali, nanti malah ada kekosongan. Masyarakat mau beli jadi susah. Beras-beras ini kualitasnya masih baik, hanya broken-nya tinggi. Nah, itu kita minta untuk di-adjust harganya. Jadi customer tetap bisa beli beras sesuai kualitas yang ada," jelas Arief.Hal senada juga disampaikan Kepala Satgas Pangan Polri, Brigjen Pol Helfi Assegaf yang meminta agar harga beras diturunkan meski telah mengungkap sejumlah produsen yang terbukti mengoplos sekaligus menyita 201 ton beras oplosan jenis premium.