Menkeu Sri Mulyani untuk Game Changer kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparanMenteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan hingga akhir Juni 2025, anggaran stimulus yang sudah direalisasikan mencapai Rp 13,6 triliun. Stimulus ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kebijakan tersebut untuk menjaga daya beli, daya saing, industri, dan daya beli masyarakat. Hingga akhir Juni 2025, paket stimulus ekonomi telah terealisasi sebesar Rp 13,6 triliun. Pemerintah juga mendorong ketahanan pangan nasional," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, dikutip Selasa (29/7).Sri Mulyani berharap stimulus ini bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan global dan domestik.Secara rinci, di kuartal II-2025, pemerintah menebalkan berbagai bantuan sosial dengan total anggaran Rp 11,9 triliun. Bantuan itu mencakup tambahan Kartu Sembako senilai Rp 200 ribu per bulan serta penyaluran bantuan pangan berupa 10 kilogram beras untuk 18,3 juta penerima manfaat, yang diberikan selama dua bulan berturut-turut, yakni Juni dan Juli.Tak hanya itu, stimulus juga mencakup berbagai insentif lain seperti diskon tiket pesawat lewat skema PPN Ditanggung Pemerintah sebesar 6 persen, diskon tiket kereta api hingga 30 persen, serta potongan tarif angkutan laut sebesar 50 persen selama periode Juni–Juli."Ini diharapkan akan bisa menjaga di kuartal ke-2 dan sebagian di kuartal ke-3," kata Sri Mulyani.Pemerintah juga menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp 10,72 triliun. Dana tersebut diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan pada Juni dan Juli kepada 17 juta pekerja berupah Rp 3,5 juta atau setara UMP.Tak hanya itu, sebanyak 288.000 guru di Kemendikdasmen dan 277.000 guru di Kementerian Agama juga menerima bantuan Rp 600 ribu. Pemerintah turut memberikan diskon tarif tol senilai Rp 0,65 triliun bagi 110 juta kendaraan, serta memperpanjang diskon 50 persen iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk industri padat karya senilai Rp 0,2 triliun.Anggaran Rp 16,6 Triliun Disuntikkan ke Bulog untuk Stabilisasi BerasSebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan, pemerintah juga mengucurkan pembiayaan investasi non-permanen kepada Perum Bulog sebesar Rp 16,6 triliun pada semester I-2025."Hingga semester I-2025, dana sebesar Rp16,6 triliun berguna untuk menjaga penguatan cadangan pangan dan yang paling penting menjaga stabilitas harga beras pada saat panen sehingga tidak merugikan petani,” kata Sri Mulyani.Ia menegaskan bahwa suntikan dana ini tidak hanya fokus pada beras, tetapi juga mencakup komoditas lain seperti jagung untuk mendukung diversifikasi pangan nasional.Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparanDalam mendukung distribusi pupuk bersubsidi, pemerintah juga melakukan deregulasi besar-besaran. Sebanyak 145 aturan dipangkas demi mempercepat penyaluran langsung ke petani."Dengan menghapus 145 aturan, distribusi pupuk bersubsidi dapat berjalan langsung ke petani tepat waktu tanam," ujar Sri Mulyani.FLPP Capai 115.930 Unit, Target Rumah Subsidi DinaikkanProgram perumahan rakyat juga menjadi bagian penting dalam stimulus fiskal. Sri Mulyani mengungkapkan, hingga semester I-2025, pemerintah telah menggelontorkan Rp 18,8 triliun untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).“Untuk penyediaan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah, pemerintah telah merealisasikan anggaran Rp 18,8 triliun semester I melalui program FLPP dan ini telah membantu membangun 115.930 unit rumah FLPP bagi NPR,” ujar Sri Mulyani.Tak hanya itu, pemerintah juga meningkatkan target pembangunan rumah FLPP dari sebelumnya 220.000 unit menjadi 350.000 unit hingga akhir 2025.“Ini adalah upaya untuk terus mempercepat target 3 juta rumah dan juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.