Aktivitas Gunung Slamet Meningkat, Tapi Masih Aman jika Tak Lewat Radius Ini

Wait 5 sec.

Puncak Gunung Slamet terlihat jelas dari arah Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025). ANTARA/SumarwotoBANYUMAS - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mengimbau masyarakat agar tetap tenang menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Slamet, meskipun gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus Waspada (Level II). Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Barkah, mengatakan peningkatan aktivitas vulkanik terpantau melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). "Terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dengan munculnya gempa vulkanik dangkal dan dalam," ujar Barkah saat dikonfirmasi di Purwokerto, Antara, Senin, 28 Juli. Ia menjelaskan bahwa pada Sabtu, 26 Juli, Gunung Slamet tercatat mengalami satu kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa vulkanik dalam. Keesokan harinya, teramati empat kali gempa vulkanik dalam. Meski begitu, status Gunung Slamet tetap berada pada Level II (Waspada). PVMBG merekomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak. "Ini untuk keselamatan. Kami minta masyarakat tidak termakan isu atau hoaks seputar aktivitas Gunung Slamet," kata Barkah. BPBD Banyumas juga terus berkoordinasi dengan Pos PGA Slamet untuk memantau perkembangan terbaru. "Kalau butuh informasi resmi, masyarakat bisa langsung menghubungi BPBD setempat," lanjutnya.  Gunung Slamet, yang memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl), membentang di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Gunung ini berstatus Waspada sejak 19 Oktober 2023 menyusul peningkatan aktivitas kegempaan, visual, serta parameter lainnya seperti suhu mata air di sekitar lereng.