Dagangan kelapa bulat dan kelapa parut di Pasar Sore Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (13/5/2025). Foto: Najma Ramadhanya/kumparanChina sebagai pengimpor terbesar kelapa bulat asal Indonesia, berminat untuk ikut mengembangkan hilirisasi komoditas ini.Harga kelapa bulat sebelumnya mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu. Lonjakan harga dipicu oleh sejumlah faktor seperti ekspor, penurunan produksi akibat El Nino, hingga kebutuhan pasar global yang tinggi.Harga kelapa bulat di tingkat pasaran mencapai Rp 25 ribu per butir. Sementara harga rata-rata normal atau sebelum kenaikan Rp 8 ribu per butir.Kebutuhan pasokan global membuat Indonesia mengekspor kelapa butir ke berbagai negara. Pasar utama ekspor kelapa bulat yaitu China.Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025 ekspor kelapa bulat (segar) meningkat 29,84 persen (Month to Month/MoM). Ekspor tersebut paling banyak ke China dan Vietnam.Ekspor kelapa segar ke China pada Februari 2025 mencapai 68.065 ton dengan nilai USD 29,5 juta. Pangsa pasar lainnya yaitu Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang masing-masing sebanyak 2.180 ton, 550 ton, dan 280 ton.Data BPS ini diperkuat dengan data dari media China, Xinhuanet yang mencatat Bea Cukai China mengumumkan izin ekspor kelapa segar dari Indonesia pada November 2024.Batch pertama kelapa segar seberat 200 kilogram yang diimpor dari Indonesia tiba di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok timur, pada hari Sabtu (12/4).Kedatangan kelapa impor tersebut merupakan hasil dari kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Tiongkok dan Indonesia tahun ini, yang menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara.Berdasarkan data bea cukai, nilai perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia untuk pertama kalinya melebihi 1 triliun yuan (sekitar 138,72 miliar dolar AS) pada tahun 2024.Pada Januari dan Februari 2025, nilai perdagangan tersebut mencapai 172,57 miliar yuan, naik 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Selain itu, ditambah pada 8-9 November 2024 di Beijing, Presiden Prabowo dan Presiden China XI Jinping menghasilkan 7 kesepakatan kerja sama. Salah satu dari 7 kesepakatan itu adalah Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok.Protokol Fitosanitari ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor kelapa segar ke Tiongkok, yang memiliki permintaan tinggi terhadap buah-buahan tropis.Dengan akses pasar yang lebih luas, Indonesia diperkirakan bisa meningkatkan nilai ekspor di sektor pertanian, yang punya peran penting dalam perekonomian nasional.Petani memperlihatkan buah kelapa yang baru dipanen di Desa Leungah, Aceh Besar, Aceh, Kamis (24/4/2025). Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTOChina Investasi Rp 1,64 T untuk Hilirisasi Kelapa RIPada Juli 2025, perusahaan pengelolaan kelapa terbesar di dunia asal China resmi investasi di Indonesia di sektor hilirisasi kelapa dengan nilai awal USD 100 juta atau sekitar Rp 1,64 triliun (kurs Rp 16.406 per dolar AS).Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengatakan meski ekonomi China tengah melambat, minat investor dari Negeri Tirai Bambu untuk masuk ke Indonesia tetap tinggi.“Dengan China ini, kita cukup aktif ya, investment-nya. Saya melihatnya mereka appetite-nya tetap tinggi, tetap tinggi masuk ke Indonesia, dan tidak hanya di pengelolaan mineral. Mereka pun masuk ke pengelolaan, contohnya kelapa,” kata Rosan kepada awak media di kantornya, Jakarta, Selasa (29/7).Meski begitu, Rosan enggan menyebutkan secara rinci perusahaan mana yang dimaksud. Menurutnya, perusahaan itu bakal membangun pabrik di beberapa kota di Indonesia.Namun, untuk tahap awal, satu pabrik telah di-groundbreaking dengan nilai investasi sebesar USD 100 juta.Dia bilang, dengan pembangunan pabrik ini, produk kelapa akan diolah terlebih dahulu di dalam negeri sebelum diekspor, sehingga nilai tambahnya meningkat.“Pengelolaan kelapa yang tadinya kelapa kita ini diekspor ke China, tanpa diolah, sekarang akan diolah di sini. Dan selama ini ternyata baru tahu angkanya diekspor kelapa kita murah benar,” kata Rosan.Rosan menambahkan, langkah investasi tersebut juga menandai penguatan hilirisasi di sektor perkebunan Indonesia, tak hanya pada komoditas kelapa sawit, tetapi juga komoditas perkebunan lain dengan potensi besar.