Ini Aspek Berkelanjutan yang Wajib Jadi Perhatian Pelaku Industri Wisata

Wait 5 sec.

Pendiri dan penghubung budaya BaliSpirit Festival I Made Gunarta (Antara)JAKARTA - Salah seorang pendiri dan penghubung budaya BaliSpirit Festival I Made Gunarta menekankan bahwa aspek keberlanjutan harus diterapkan di seluruh lini penyelenggaraan kegiatan yang menjadi bagian dari atraksi wisata."Ini adalah kemanusiaan dengan segala aspeknya. Sosial, budaya, kesehatan, politik, segala macam di situ dan yang ketiga itu adalah tentang lingkungan, keberlanjutan. Itu yang saya coba perkenalkan lewat sebuah kegiatan," kata Made dikutip dari ANTARA.Made Gunarta mencontohkan ketika awal merintis BaliSpirit Festival pada 2008, dia langsung mempromosikan acara dengan berbagai program berkelanjutan dan menargetkan pengunjung yang hadir berasal dari luar negeri. Selama mempersiapkan acara selama kurang lebih tiga bulan, dia dan rekannya membawa misi untuk menjadikan wisata Ubud sebagai destinasi wisata yang holistik."Beberapa konser, hidup sehat, spiritual, ramah lingkungan, jejaring sosial ini saya coba. Itu kita programkan semuanya dalam festival termasuk masalah lingkungan," ucap dia.Bali juga amat kuat memegang konsep kosmologi Tri Hita Karana yang menekankan soal pelestarian lingkungan dan budaya, kata Made Gunarta. Dia pun mencoba agar kearifan lokal itu bisa mendunia.Alih-alih membicarakan filosofi hidup itu, dia berupa memperkenalkannya melalui festival. Semua aspek dalam acara menekankan pentingnya menjaga alam melalui konsep ramah lingkungan.Acara tidak memperbolehkan ada barang dagangan yang menggunakan plastik, semua barang harus berorientasi pada kesehatan atau daur ulang. Makanan yang dijual pun tidak boleh menggunakan penyedap rasa (MSG)."Kami juga tidak memakai plastik di kepanitiaan, kemudian hal-hal seperti ini kita semua implementasikan di dalam program. Jadi tidak hanya di atas kertas, tapi, orang bisa melihat, kami berkolaborasi dengan SMK Putra bangsa dan 150 anak-anak kami hiring setiap tahun," kata dia.Festival itu menyiapkan tempat sampah terpisah untuk limbah yang bisa didaur ulang dan yang tidak. Para peserta juga diajak untuk menggunakan botol minum yang dibagikan untuk mengurangi sampah plastik di lapangan.Berikutnya, panitia acara juga memakai rompok bambu alih-alih tenda karena selain lebih ekonomis, warga lokal dapat ikut berpartisipasi bekerja dalam acara. Tujuan lainnya yakni memutar perekonomian dengan membeli bahan dari lokal.Made Suparta menambahkan dia bahkan pernah menyewa lahan seluas tiga hektare dan membayar petani sesuai dengan nominal yang didapatkan dalam satu kali panen. Begitu festival selesai, dia pun memastikan tidak ada satu paku di area itu yang dapat membahayakan petani atau menyebabkan polusi lingkungan.