PT Djarum Renovasi 15 Rumah Tak Layak Huni di Kabupaten Temanggung

Wait 5 sec.

(kiri-kanan) Direktur Public Affairs PT Djarum Heru Budiyanto, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Bupati Temanggung Agus Setyawan, GM Community Development PT Djarum Achmad Budiharto foto bersama penerima program RSLH PT Djarum di Kab. Temanggung. Foto: Dok. IstimewaPT Djarum kembali melanjutkan program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) demi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Kali ini, sebanyak 15 hunian di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, direnovasi dan dibangun ulang dengan total biaya mencapai Rp 900 juta. Selain bertujuan memperbaiki rumah agar aman, nyaman dan sehat untuk ditinggali, program ini juga dimaksudkan untuk membantu langkah pemerintah dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem di tengah masyarakat.Para penerima bantuan berasal dari dua desa yakni Desa Bonjor, Kecamatan Tretep sejumlah lima rumah, dan Desa Glapansari, Kecamatan Parakan sebanyak 10 rumah. Seremoni serah terima simbolis kepada para penerima bantuan RSLH diselenggarakan di Gedung Sasana Gita, Parakan, Temanggung pada Rabu (30/7). Acara ini turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Bupati Temanggung Agus Setyawan, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto, jajaran pemerintah kabupaten bersama dinas terkait, serta perwakilan dari kecamatan dan desa setempat.Salah satu penerima bantuan RSLH yang turut hadir dalam seremoni serah terima simbolis ini ialah Parmi, warga Desa Glapansari, Kecamatan Parakan. Rasa syukur terpancar jelas dari wajahnya karena rumah yang ia huni selama puluhan tahun kini menjadi lebih aman dan nyaman untuk ditinggali keluarganya.Penerima manfaat program RSLH dari PT Djarum di Kab. Temanggung, Bu Parmi. Foto: Dok. Istimewa“Saya sudah tinggal di rumah ini selama 54 tahun bersama suami dan tiga putra. Suami saya, sudah satu tahun kena stroke. Dengan profesi sebagai petani tembakau di lahan yang kecil, pendapatan kami sekitar 50 ribu perhari. Hanya cukup untuk biaya hidup. jadi tidak bisa merawat rumah. Mau tidak mau, selama ini rumah dibiarkan apa adanya, kalau hujan bocor dari depan sampai belakang. Lantainya juga dari tanah, jadi air sering menggenang. Alhamdulillah, dengan bantuan dari PT Djarum ini rumah saya jadi nyaman untuk ditinggali. Semoga Gusti Allah membalas kebaikan ini,” tutur Parmi.Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi turut menyampaikan terima kasih kepada PT Djarum yang telah menaruh kepedulian besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan rumah sehat layak huni di wilayah Jawa Tengah. Ia berharap, program ini dapat menjadi motivasi para warga agar semakin produktif demi menggapai kualitas kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.Kolase foto rumah Bu Parmi sebelum diperbaiki dalam program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) (atas) PT Djarum Rumah Bu Parmi setelah diperbaiki (bawah). Foto: Dok. Istimewa“PT Djarum adalah panglima tanpa tanda jasa, karena telah bergerak melalui kegiatan kemanusiaan dalam rangka memangkas kemiskinan di Jawa Tengah. Saat ini, terdapat 1.012.000 rumah kurang layak huni di Jawa Tengah, dan ini menjadi pekerjaan rumah kita semua. Tentunya ini perlu kolaborasi semua sektor, termasuk sektor swasta seperti yang sudah dijalankan PT Djarum. Untuk itu, mewakili warga Jawa Tengah, saya berterima kasih. Semoga PT Djarum selalu jaya, dan saya juga meminta perusahaan yang lain meniru langkah yang dilakukan PT Djarum,” ujar Ahmad Luthfi.Sementara itu, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengatakan serah terima RSLH kepada 15 warga Temanggung ini merupakan kontribusi positif perusahaan terhadap warga kurang mampu yang selama ini telah berkolaborasi dengan baik dalam industri tembakau.“Kami menyadari bahwa Temanggung merupakan sentra penghasil tembakau yang memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan. Sehingga wajar rasanya jika kami memberikan timbal balik dengan membantu masyarakat kurang mampu di wilayah ini untuk memiliki hunian yang sehat, nyaman dan aman untuk ditinggali,” bilang Budiharto.Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menghadiri acara Seremoni Peresmian Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) PT Djarum di Gedung Sasana Gita, Temanggung pada Rabu (30/7/2025). Foto: Dok. IstimewaLewat program bedah rumah tersebut, hunian yang direnovasi dan dibangun ulang mengacu pada tiga aspek dasar yakni aman, nyaman dan sehat untuk ditinggali. Program ini menerapkan total intervensi sehingga penerima bantuan tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali untuk proses pembangunan, serta melibatkan masyarakat di lingkungan sekitar dalam proses pembangunan. Setiap rumah direnovasi atau dibangun ulang dengan anggaran sekitar Rp 60 juta dengan luasan setiap rumah yang telah direnovasi mencapai 34 meter persegi meliputi ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur.“Tiga aspek dasar yakni aman, nyaman dan sehat menjadi pedoman kami dalam merenovasi ataupun membangun ulang rumah warga penerima bantuan. Karena kami ingin setiap yang tinggal di rumah tersebut merasa aman salah satunya dengan pondasi dan bangunan yang kuat, nyaman dan sehat dengan pengaturan sirkulasi udara, pencahayaan dan sanitasi yang baik. Dengan adanya tiga aspek tadi, semoga kualitas hidup penghuninya juga semakin meningkat,” Budiharto menguraikan.Tak hanya merenovasi rumah, pada tahun ini PT Djarum juga aktif melakukan perbaikan sanitasi rumah warga bertajuk ‘Sanitasi Terpadu Djarum’ dengan target sekitar 300 unit sanitasi individu yang tersebar di tiga desa di Temanggung, yakni Desa Rowo, Pendowo dan Samiranan. ”Dengan adanya perbaikan sanitasi ini, kami berharap dapat meningkatkan kondisi lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat serta terhindar dari berbagai macam penyakit,” jelas Budiharto.Adapun renovasi 15 rumah di Kabupaten Temanggung ini merupakan rangkaian dari program RSLH PT Djarum yang sepanjang 2025 ini menargetkan akan merenovasi 350 rumah di wilayah Kudus dan beberapa kabupaten di wilayah Jawa Tengah. Dengan demikian, bila ditarik mundur sejak 2022, renovasi rumah yang sudah dan akan dilakukan PT Djarum hingga akhir tahun nanti mencapai 620 hunian yang tersebar di Kudus, Rembang, Grobogan, Demak, Blora, Pemalang, Temanggung, Banjarnegara serta Purbalingga.