Sekjen Hizbullah Naim Qassem: Kami Tidak akan Tunduk pada Israel

Wait 5 sec.

Sekjen Hizbullah Naim Qassem. (Wikimedia Commons/Sebastian Baryli)JAKARTA - Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem memastikan kelompoknya tidak akan tunduk dan Lebanon tidak bisa disandera oleh Israel.Berbicara pada Hari Rabu, Qassem mengatakan seruan untuk pelucutan senjata kelompoknya hanya menguntungkan Israel, sementara Amerika Serikat meningkatkan tekanan untuk mengambil langkah-langkah penarikan persenjataannya."Mereka yang menyerukan penyerahan senjata pada dasarnya menuntut penyerahannya kepada Israel. Kami tidak akan tunduk kepada Israel," tegas Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi, melansir Reuters 31 Juli.Hizbullah mengalami kerusakan parah akibat perang dengan Israel tahun lalu yang menewaskan sebagian besar pemimpin dan ribuan pejuangnya, sementara puluhan ribu pendukungnya mengungsi dari rumah mereka yang hancur.AS kini mendesak Lebanon untuk mengeluarkan keputusan kabinet resmi yang berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah, sebelum perundingan dapat dilanjutkan mengenai penghentian operasi militer Israel di negara itu, lima sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.Hizbullah secara terbuka menolak untuk menyerahkan persenjataannya secara penuh, tetapi secara pribadi mempertimbangkan untuk menguranginya."Mereka yang menyerukan perlucutan senjata di tingkat domestik, global, atau Arab melayani proyek Israel," kata Qassem.Ia juga mengatakan AS menuntut penghapusan rudal dan drone Hizbullah karena "menakut-nakuti" Israel, menuduh Utusan Khusus AS Thomas Barrack menyerukan perlucutan senjata demi Israel dan bukan demi keamanan Lebanon sendiri."Israel tidak akan mampu mengalahkan kami dan tidak akan mampu menyandera Lebanon," tambahnya.Pada awal Juli, Barrack bertemu dengan para pejabat Lebanon di Beirut untuk membahas proposal perlucutan senjata.Proposal tersebut akan membuat Hizbullah sepenuhnya dilucuti dalam waktu empat bulan dengan imbalan penarikan pasukan Israel yang menduduki beberapa pos di Lebanon selatan dan penghentian serangan udara Israel.Hizbullah sendiri berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir, baik di Lebanon maupun dari Washington, untuk sepenuhnya melepaskan persenjataannya.