Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada Acara Peluncuran Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pos Indonesia, Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparanMenteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan stok beras cadangan pemerintah hingga bulan Juli ada dalam kondisi melimpah. Untuk itu nantinya operasi pasar besar besaran juga akan dilakukan untuk menekan harga beras di pasaran yang telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).Sampai bulan Juli, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Amran mengungkap terdapat peningkatan produksi 14 persen sehingga stok beras saat ini mencapai 4,2 juta ton.“Stok kita banyak sehingga kita melakukan operasi pasar besar-besaran. Kami siapkan SPHP 1,3 juta ton. Kemudian Bansos 365 ribu ton. Totalnya 1,5 juta ton,” kata Amran di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Rabu (30/7).Meski stok melimpah, penyerapan beras juga akan tetap dilakukan. Amran menarget stok hingga akhir tahun ada di kisaran 2,5 juta sampai 3 juta ton. Amran juga menuturkan akan terus melanjutkan program ekstensifikasi dan intensifikasi.Hal ini diimplementasikan lewat cetak sawah sampai perbaikan saluran irigasi. Dengan begitu produksi di beberapa daerah juga dipastikan akan aman.“Daerah-daerah yang telah ditentukan seperti Merauke, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan lain-lain. Insyaallah produksi kita cukup baik tahun ini,” ujarnya.Sebelumnya, Food and Agriculture Organization (FAO) atau Badan Pangan dunia memprediksi produksi beras Indonesia akan meningkat. Khusus musim tanam 2025/2026, FAO memproyeksi produksi beras Indonesia bisa mencapai 35,6 juta ton.Proyeksi FAO ini terdapat dalam Food Outlook-Biannual Report on Global Food Markets edisi Juni 2025. Prediksi tersebut menjadi sejarah baru karena merupakan rekor tertinggi Indonesia dalam tiga tahun terakhir.Jika proyeksi FAO tersebut terwujud maka angka tersebut berada di atas target pemerintah yang ada di 32 juta ton.Dalam laporan itu, Indonesia ditempatkan sebagai negara produsen beras terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Bangladesh. Di mana kenaikan diproyeksi mencapai 4,5 persen dibanding musim tanam 2024/2025 di 34 juta ton.