Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie meninggal dunia di usia 90 tahun. (Foto: ANTARA)JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengenang peran almarhum Kwik Kian Gie sebagai ekonom hebat yang berani melakukan check and balances terhadap pemerintah demi perekonomian nasional yang lebih baik. Didik mengatakan, almarhum merupakan sosok yang berani menyuarakan kebenaran dan melakukan koreksi terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru saat itu melalui berbagai kritik di media massa. "Ia merupakan figur intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus berseberangan dengan kekuasaan," ujarnya dilansir ANTARA, Selasa, 29 Juli. Didik mengatakan, Kwik Kian Gie sangat vokal dan berpengaruh sebagai ekonom intelektual tahun 1980-an dengan pemikiran yang tajam, independen, serta kritis baik pada masa Orde Baru dan bahkan berlanjut pada masa Reformasi. Menurut dia, Kwik Kian Gie merupakan sosok pembeda di tengah semakin banyaknya golongan terpelajar dalam bidang ekonomi dan politik pada era 1990-an. "Namun, mereka semua berkumpul di pemerintahan Orde Baru. Tetapi, tidak bagi Kwik Kian Gie, ia tetap berada di luar menjalankan peran check and balances secara tidak formal untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan ekonomi," imbuh Didik.Didik dan Kwik pernah tergabung dalam Kelompok Ekonomi 30 yang sering menyumbangkan pemikiran dan memberikan kritik bagi pembangunan ekonomi nasional pada era Orde Baru, bersama ekonom lainnya, termasuk Sjahrir, Rizal Ramli, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Hendra Esmara, Nuriman Hasibuan, dan Rijanto.Kwik, yang merupakan alumnus Nederlandse Economische Hogeschool, atau yang sekarang bernama Erasmus University, Rotterdam, Belanda, pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri 1999-2000 di bawah Presiden Abdurrahman Wahid serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada 2001-2004 di era Presiden Megawati Soekarnoputri.