Tak Mau Kawasan Istana Banjir, Pramono Sebut Rumah Pompa Waduk Pluit Harus Dimodernisasi

Wait 5 sec.

ARSIP-Banjir kawasan Istana Jakarta mulai surut, Rabu 14 Februari siang (Rizky Sulistyo/VOI)JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai sudah saatnya Rumah Pompa Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, direvitalisasi dengan pengoperasian alat yang lebih modern. Hal ini diungkapkan Pramono saat meninjau Rumah Pompa Waduk Pluit untuk melihat mekanisme antisipasi dan pencegahan banjir yang dilakukan. "Memang harus ada modernisasi. Ini kan masih bergantung kepada alat berat ekskavator untuk mengambil lumpurnya," kata Pramono, Selasa, 28 Juli. Diketahui, Rumah Pompa Waduk Pluit dioperasikan untuk mengurangi debit air sungai/kali yang mengalir di kawasan objek vital nasional. Rumah pompa ini memiliki 10 unit pompa dengan kapasitas 15 meter kubik per detik dan luas area tangkapan Waduk Pluit seluas 2.779 hektare. "Ini adalah waduk yang paling prioritas, utama dan termasuk ada tiga pompa disini yang melayani daerah VVIP termasuk Istana dan sebagainya," urai Pramono. Kawasan Istana Negara sempat terendam banjir pada tahun 2015 dan 2020 lalu. Diketahui, saat Istana sampai tergenang, ternyata pengoperasian Rumah Pompa Waduk Pluit bermasalah.  Saat kejadian itu, Pramono masih menjabat sebagai Sekretaris Kabinet. Oleh sebab itu, Pramono menganggap pemantauan Rumah Pompa Waduk Pluit secara berkala menjadi penting. "Saya berpesan ini tetap harus dirawat karena inilah sebenarnya wajah Jakarta itu. Terutama untuk VVIP akan terdampak atau tidak kalau ada banjir di Jakarta, sebenarnya monitornya ada di sini," jelas Pramono.