Aeroflot Batalkan Puluhan Penerbangan Setelah Diduga Jadi Korban Serangan Siber Pro-Ukraina

Wait 5 sec.

Antrean penumpang Aerofolt mengular setelah adanya serangan siber besar-besaran (foto: x @angelshalagina) JAKARTA  – Maskapai nasional Rusia, Aeroflot, membatalkan puluhan penerbangan pada Senin 28 Juli setelah kelompok peretas pro-Ukraina yang menamakan diri mereka "Silent Crow" mengklaim telah melancarkan serangan siber besar-besaran yang melumpuhkan sistem informasi perusahaan tersebut.Dalam pengumuman resminya, Aeroflot tidak menjelaskan secara rinci penyebab gangguan tersebut atau kapan sistem akan pulih sepenuhnya. Namun, layar informasi keberangkatan di Bandara Sheremetyevo Moskow tampak didominasi warna merah, menandakan banyaknya penerbangan yang dibatalkan—pada saat musim liburan di Rusia sedang berlangsung.Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut insiden ini sebagai "sangat mengkhawatirkan". Kantor kejaksaan Rusia pun mengonfirmasi bahwa masalah yang dialami Aeroflot disebabkan oleh serangan siber, dan mereka telah membuka penyelidikan pidana atas kasus ini.Dalam sebuah pernyataan yang diklaim berasal dari kelompok "Silent Crow", mereka mengaku melakukan operasi ini bersama kelompok peretas asal Belarus, Cyberpartisans BY. Serangan itu dikaitkan langsung dengan konflik antara Rusia dan Ukraina."Glory to Ukraine! Hidup Belarus!" tulis kelompok tersebut dalam pernyataannya.Silent Crow sebelumnya telah mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan siber ke beberapa institusi di Rusia, termasuk basis data properti, perusahaan telekomunikasi milik negara, perusahaan asuransi besar, departemen TI pemerintah kota Moskow, dan kantor Kia di Rusia. Beberapa dari serangan tersebut mengakibatkan kebocoran data dalam skala besar."Informasi yang beredar di ruang publik sangat mengkhawatirkan. Ancaman peretasan adalah bahaya nyata bagi semua perusahaan besar yang menyediakan layanan kepada masyarakat," kata Peskov .Hingga berita ini diturunkan, Aeroflot, Kementerian Transportasi Rusia, dan otoritas penerbangan belum memberikan tanggapan resmi terhadap klaim serangan peretasan tersebut.Aeroflot melaporkan bahwa lebih dari 50 penerbangan dibatalkan—kebanyakan rute domestik, namun termasuk juga penerbangan ke Minsk, ibu kota Belarus, serta ke Yerevan, ibu kota Armenia. Setidaknya 10 penerbangan lainnya mengalami keterlambatan.“Para teknisi kami sedang bekerja keras untuk meminimalkan dampak terhadap jadwal penerbangan dan mengembalikan operasional seperti biasa,” tulis Aeroflot dalam pernyataannya.Pernyataan dari Silent Crow mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan hasil operasi yang telah berlangsung selama satu tahun. Mereka mengaku telah merusak 7.000 server dan mengambil alih komputer pribadi sejumlah karyawan, termasuk manajemen tingkat atas Aeroflot. Mereka bahkan mengancam akan mulai membocorkan "data pribadi seluruh warga Rusia yang pernah menggunakan layanan Aeroflot."Penumpang MarahSejak Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, gangguan penerbangan bukanlah hal baru di negara itu. Namun, selama ini gangguan biasanya disebabkan oleh penutupan bandara sementara akibat serangan drone, bukan serangan digital yang menargetkan sistem IT maskapai.Di media sosial lokal seperti VK, para penumpang meluapkan kemarahan mereka akibat kurangnya informasi dan komunikasi dari pihak maskapai.Malena Ashi menulis, “Saya sudah duduk di Bandara Volgograd sejak jam 3:30 pagi!!!! Ini sudah penjadwalan ulang ketiga!!!!!! Sekarang katanya berangkat jam 14:50, padahal seharusnya berangkat jam 5:00 pagi!!!”Penumpang lain, Yulia Pakhota, mengeluhkan tidak dapat menghubungi layanan pelanggan. “Call center tidak bisa dihubungi, website mati, aplikasi tidak bisa diakses. Bagaimana saya bisa mengembalikan atau menukar tiket seperti yang disarankan Aeroflot?”Menanggapi hal itu, Aeroflot mengatakan penumpang yang terdampak dapat meminta pengembalian dana penuh atau menjadwalkan ulang penerbangan dalam waktu 10 hari ke depan.Meskipun sanksi Barat akibat perang di Ukraina telah sangat membatasi rute dan aktivitas penerbangan internasional Rusia, Aeroflot tetap menjadi salah satu dari 20 maskapai terbesar di dunia berdasarkan jumlah penumpang. Tahun lalu, Aeroflot melayani lebih dari 55 juta penumpang, menurut data di situs resmi perusahaan.Hingga kini, publik masih menantikan tanggapan lebih lanjut dari pihak berwenang terkait kebenaran klaim kelompok peretas dan langkah-langkah keamanan siber apa yang akan ditempuh pemerintah Rusia selanjutnya.