Interactive Brokers Group, salah satu platform perdagangan saham terbesar di dunia berencana luncurkan stablecoin (foto: x @Longyieldesp)JAKARTA - Interactive Brokers Group, salah satu platform perdagangan saham terbesar di dunia, sedang mempertimbangkan peluncuran stablecoin bagi para pelanggannya. Langkah ini menunjukkan keseriusan perusahaan keuangan besar dalam merespons pelonggaran regulasi industri kripto di Amerika Serikat.Thomas Peterffy, pendiri sekaligus ketua Interactive Brokers, mengatakan bahwa perusahaannya tengah menjajaki kemungkinan penerbitan stablecoin, meski keputusan akhir belum diambil. Stablecoin yang dimaksud nantinya diharapkan bisa digunakan pelanggan untuk pendanaan akun brokerage mereka secara instan, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.Pertimbangan peluncuran stablecoin ini hadir di tengah transformasi besar-besaran dalam infrastruktur pasar keuangan global, yang dipicu oleh adopsi aset berbasis blockchain seperti stablecoin. Aset digital jenis ini memungkinkan pengiriman dana lintas batas tanpa melalui sistem perbankan tradisional.“Nilai fundamentalnya memang sulit dipahami. Jika masyarakat mulai mengadopsi dan memberikan nilai pada stablecoin, saya tidak keberatan. Tapi saya pribadi belum sepenuhnya yakin,” ujar Peterffy, dikutip VOI dari Reuters. Stablecoin umumnya dipatok terhadap aset konvensional seperti dolar AS, dan banyak digunakan sebagai alat pembayaran digital atau penyimpan nilai dalam perdagangan kripto.Kolaborasi dengan Paxos dan Zero HashSaat ini, Interactive Brokers sudah bekerja sama dengan platform kripto Paxos dan juga menjadi investor di bursa kripto Zero Hash. Melalui kemitraan ini, perusahaan menyediakan layanan perdagangan berbagai mata uang kripto kepada nasabah.Sebagai salah satu broker diskon terbesar di dunia dengan valuasi pasar sekitar 110 miliar dolar AS, Interactive Brokers juga tengah mengembangkan sistem transfer aset kripto secara langsung antar akun brokerage menggunakan stablecoin dan token populer lainnya.Peterffy juga menyebutkan bahwa perusahaan mempertimbangkan untuk mengizinkan penggunaan stablecoin yang diterbitkan oleh lembaga keuangan lain—dengan catatan memiliki kredibilitas tinggi—untuk mendanai akun pelanggan mereka.Stabilitas dan RisikoMeskipun menjanjikan efisiensi dan kecepatan, stablecoin juga menuai kritik karena dapat disalahgunakan untuk menghindari sistem pengawasan anti pencucian uang (AML) oleh perbankan. Hal inilah yang menjadi perhatian regulator dan pengamat industri keuangan global.Broker daring lain, Robinhood, baru-baru ini meluncurkan stablecoin bernama USDG melalui konsorsium Global Dollar Network, yang juga melibatkan platform kripto seperti Kraken dan Galaxy Digital. USDG sendiri diterbitkan oleh Paxos, mitra lama Interactive Brokers.Selain fokus pada kripto, Interactive Brokers juga meluncurkan produk inovatif lain tahun lalu bernama ForecastEx, sebuah pasar prediksi yang memungkinkan investor membeli kontrak “ya” atau “tidak” berdasarkan pertanyaan tertentu. Produk ini memperlihatkan upaya perusahaan untuk menjangkau segmen pasar baru di luar perdagangan saham, opsi, dan derivatif tradisional.Per 30 Juni 2025, Interactive Brokers tercatat memiliki sekitar 3,87 juta akun pelanggan—meningkat 32% dibandingkan tahun lalu. Platform ini juga mencatat kenaikan harga saham sebesar 47% sejak awal tahun, melampaui indeks S&P 500 Investment Banking & Brokerage yang hanya naik sekitar 20% pada periode yang sama.Menurut analis Morningstar dalam catatan tertanggal 18 Juli, dua inovasi terbaru ini—pasar prediksi dan integrasi stablecoin—dilihat sebagai langkah strategis untuk menjaga daya saing perusahaan di tengah potensi disrupsi terhadap bisnis utamanya di perdagangan saham dan derivatif.Dengan mempertimbangkan penerbitan stablecoin, Interactive Brokers menunjukkan kesiapannya menghadapi masa depan keuangan digital yang semakin berbasis blockchain. Meskipun penuh potensi, langkah ini juga diiringi kewaspadaan terhadap risiko adopsi cepat dan tantangan regulasi yang menyertainya.