Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ANTARA)JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan jika pemerintah telah memberikan kemudahan pengembangan hilirisasi batu bara dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk proyek gasifikasi menjadi dimethyl ether (DME). Dikatakan Airlangga, Indonesia memiliki cadangan batu bara yang sangat besar. Berdasarkan data Badan geologi Kementerian ESDM, cadangan batu bara Indonesia mencapai 31,96 miliar ton. Bahkan, kata Airlangga, saat telah mencapai net zero emission, Indonesia masih bisa melakukan ekspor batu bara. "Beberapa proyek sudah kami berikan KEK untuk DME. Jadi mungkin perlu dikawal DPR dan Kementerian Investasi," ujar Airlangga ditulis Jumat, 1 Agustus. Dengan difasilitasi KEK, Airlangga yakin proyek DME mulai bisa menghasilkan produk dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun. Menurutnya, berbagai kemudahan sudah disiapkan pemerintah jika proyek DME dilakukan dalam KEK. Dia mencontoh kemudahan yang diberikan antara lain perpajakan, belanja modal permesinan hingga offtaker yang akan disediakan oleh pemerintah. "Offtaker juga harusnya bisa disediakan oleh pemerintah dalam hal ini Pertamina," sambung dia. Airlangga menambahkan, pemerintah memang mengupayakan proyek gasifikasi ini sebagai upaya menekan impor elpiji dan subsidi energi yang saat ini mencapai Rp80 triliun.Sejatinya, proyek DME ini sudah mulai dilakukan oleh PT Bukit Asam bk dengan menggandeng perusahaan Amerika Serikat, Air Products yang kemudian hengkang pada tahun 2023 yang lalu."Ini yang harus kita dorong bahwa teknologi di negara lain tersedia dan bagaimana kita mendesign sektor energi agar substitusi dari elpiji segera kita dorong," tandas Airlangga.