Amerika Serikat akan Berlakukan Sanksi Terhadap Rusia Meski Tidak Berpengaruh

Wait 5 sec.

Presiden AS Donald Trump. (Wikimedia Commons/Official White House/Molly Roberts)JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi anti-Rusia setelah periode 10 hari berakhir, meskipun sanksi tersebut mungkin tidak berdampak serius terhadap situasi di sekitar Ukraina, kata Presiden Donald Trump kepada para wartawan."Kami akan memberlakukan sanksi. Saya tidak tahu apakah sanksi itu mengganggunya (Presiden Rusia Vladimir Putin). Anda tahu, mereka tahu tentang sanksi. Saya lebih tahu daripada siapa pun tentang sanksi, tarif, dan hal lainnya. Saya tidak tahu apakah itu berpengaruh, tetapi kami akan melakukannya," katanya, dilansir dari TASS 1 Agustus."Tetapi ini adalah perang yang seharusnya tidak pernah terjadi. Ini adalah perang yang tidak akan terjadi jika saya menjadi presiden, dan ini adalah perang (mantan Presiden AS Joe) Biden. Ini adalah perang yang bodoh, seharusnya tidak pernah terlibat dalam perang ini," tambahnya.Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan mereka terus memantau pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai sanksi terhadap Moskow, sementara Rusia telah memperoleh kekebalan terhadap tindakan tersebut berkat pengalaman panjang."Kita telah hidup di bawah sejumlah besar sanksi untuk waktu yang cukup lama, ekonomi kita beroperasi di bawah sejumlah besar pembatasan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan, melansir Reuters."Oleh karena itu, tentu saja, kita telah mengembangkan kekebalan tertentu dalam hal ini, dan kita terus memperhatikan semua pernyataan yang datang dari Presiden Trump, dari perwakilan internasional lainnya mengenai masalah ini," lanjutnya.Komentar itu datang setelah Presiden Trump mengatakan pada Hari Selasa, Amerika Serikat akan mulai mengenakan tarif dan tindakan lainnya terhadap Rusia dalam 10 hari, jika Moskow tidak menunjukkan kemajuan dalam mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina.Presiden Trump pada 14 Juli lalu mengatakan akan mengenakan tarif sebesar 100 persen terhadap Rusia, jika tidak ada kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina dalam 50 hari.