Jeep Grand Cherokee. (Foto: Stellantis)JAKARTA - Raksasa otomotif global, Stellantis, menghadapi paruh pertama tahun 2025 dengan tantangan berat namun juga menunjukkan sinyal pemulihan yang menjanjikan.Dalam rapat penjualan terkini produsen mobil, CEO baru Stellantis Antonio Filosa baru-baru ini, secara blak-blakan menyatakan 2025 terbukti menjadi tahun yang ditandai dengan kesulitan, tetapi juga dengan peningkatan bertahap.Untungnya, meski dalam laporan keuangan Stellantis menunjukkan kerugian signifikan di paruh pertama tahun 2025 sebesar 2,3 miliar euro (setara Rp43,7 triliun), dilaporkan Motor1, Jumat, 1 Agustus, Stellantis tampaknya berada di jalur pemulihan, didorong sebagian besar oleh peluncuran model-model baru.Di Eropa, pasar mobil kecil masih mendominasi. Stellantis baru saja meluncurkan tiga model baru: Citroen C3 Aircross, Fiat Grande Panda, dan Opel Frontera. Dua SUV dan satu hatchback kecil ini menggunakan platform "Smart Car" yang sama, yang membantu menjaga harganya tetap terjangkau. Model-model ini bersaing di segmen yang merupakan jantung pasar Eropa, mengikuti tren mobil terlaris seperti Dacia Sandero, Renault Clio, dan Peugeot 208.Model Stellantis lainnya, seperti Citroen C4/C4X dan Opel Mokka yang diperbarui, juga berperan penting dalam meningkatkan pangsa pasar Stellantis di Eropa sebesar +127 poin dibandingkan paruh kedua tahun 2024. Meskipun Jeep Compass, Citroen C5 Aircross, dan DS N°8 (berbasis platform STLA Medium) masih belum masuk jajaran penjualan, dengan segmen yang terus berkembang, peluang keberhasilan mereka nyata.Berbeda dengan Eropa, pasar Amerika Serikat masih didominasi oleh mesin bensin. Stellantis AS memutuskan untuk menghidupkan kembali mesin Hemi V-8 5.7 liter, yang siap kembali di bawah kap pikap Ram untuk tahun 2025. Selain itu, Dodge Charger Sixpack yang akan datang akan meninggalkan baterainya demi mesin inline-six twin-turbocharged 3.0 liter. Stellantis berharap penjualan model bensin ini akan mengangkat hasil buruk varian listriknya.Pada paruh kedua tahun 2025, Jeep Cherokee baru juga akan kembali, ditenagai teknologi hybrid dan berbasis platform STLA Large. Platform yang lebih besar ini memungkinkan penggunaan mesin yang lebih besar, seperti straight-six pada Charger. Alfa Romeo Stelvio baru juga akan menggunakan platform STLA Large, memberikan petunjuk tentang Jeep baru tersebut."Minggu-minggu pertama saya sebagai CEO telah menegaskan kembali keyakinan teguh saya bahwa kami akan memperbaiki apa yang tidak berfungsi di Stellantis, memanfaatkan semua yang berhasil, dimulai dari kekuatan, energi, dan ide-ide orang-orang kami, bersama dengan produk-produk baru fantastis yang kami bawa ke pasar,” pungkas Filosa mengungkapkan keyakinannya.