Terungkapnya Misteri Tewasnya Diplomat Arya Daru Pangayunan

Wait 5 sec.

Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan. Foto: X/@IndonesiaPenang Foto: Dok. IstimewaPolda Metro Jaya dan Bareskrim Polri akhirnya mengungkap hasil penyelidikan mereka pada kasus tewasnya Diplomat Arya Daru Pangayunan, pada Selasa (29/7). Ada sederet fakta baru terkait misteri tewasnya si diplomat ini. Ia ditemukan tewas di kamarnya pada Selasa (8/7) dengan kondisi wajah dan kepala terlilit lakban kuning. Ada juga temuan yang dipaparkan oleh Psikolog Forensik serta Puslabfor Mabes Polri. Berikut sederet fakta, serta hal baru yang diungkap Polda Metro Jaya:Barang Bukti: Ada Kondom, Sisa Gulungan Lakban Kuning, serta HandphonePolisi memamerkan sejumlah barang bukti saat konferensi pers pengungkapan kematian Arya Daru. Dari barang bukti yang dipamerkan ada kondom dan pelumas yang biasa dipakai untuk berhubungan intim.Dua barang tersebut diletakkan dalam satu plastik bening bersama dengan beberapa sampah sisa makanan.Selain itu, ada pula lakban kuning yang menjadi barang bukti. Kemudian laptop, flashdisk, handphone, hingga kartu akses masuk kamar indekos.Di sisi lain, polisi juga menampilkan satu unit DVR yang merekam CCTV aktivitas Arya Daru sebelum ditemukan tewas. Ada pula jaket biru diduga milik Arya Daru.Alat kontrasepsi dan pelumas menjadi barang bukti kasus kematian Diplomat Arya Daru saat ditampilakan saat konpers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparanSoal kondom, polisi menemukannya di dua lokasi berbeda. "Barang bukti alat kontrasepsi itu memang ada. Jadi itu ada di dua tempat baik itu yang dibuang dari kamar, dan ada yang ditemukan di tas yang ditemukan di lantai 12," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) AKBP Wira Satya Triputra dalam konferensi pers, Selasa (29/7).Terkait lantai 12, yang dimaksud yakni rooftop gedung Kementerian Luar Negeri. Beberapa jam sebelum Arya Daru ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning, ia sempat ke rooftop Kemlu. Di lokasi itulah, tas Arya Daru ditemukan, salah satu isinya yakni kondom.Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam menunjukkan barang bukti lakban saat konferensi pers pengungkapan kasus penemuan mayat Diplomat Kemlu Arya Daru di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO Terkait penggunaannya, Wira tidak tahu. "Kalau untuk apanya kami kurang tahu," pungkasnya.Polisi masih belum menemukan HP yang dicari. Mereka hanya menemukan yang ada di kamar kosnya."Perlu kami sampaikan bahwa handphone yang ditemukan, yang ada di sini adalah handphone yang ketemu di kamar," kata Wira.Handphone barang bukti kasus kematian Diplomat Arya Daru saat ditampilakan saat konpers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanSementara di lakban kuning yang melilit kepalanya, polisi hanya menemukan sidik jari Arya Daru. "Di lakban yang diperoleh yaitu sidik jari Saudara ADP (Arya Daru)," kata Ahli sidik jari Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto, di lokasi yang sama. Petunjuk Biologis Jenazah Arya Daru: Luka di Bibir Dalam hingga Lecet di Leher, Diperkirakan Mati LemasDokter RSCM Yoga Tohijiwa menyampaikan hasil autopsi jenazah Arya Daru. Dari hasil autopsi, Arya Daru meninggal karena gangguan pertukaran saluran oksigen yang menyebabkan mati lemas.Yoga mengatakan perkiraan waktu kematian Arya 2 hingga 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar. Tim melakukan pemeriksaan luar pada 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB.Jumpa pers kasus kematian diplomat Arya Daru di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparanSetelah dilakukan pemeriksaan luar jenazah, tim menunggu pihak keluarga Arya untuk menginfokan proses autopsi atau pemeriksaan dalam tubuh jenazah."Seluruh organ kita ambil sampel jaringannya untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi dan histopatologi forensik," kata Yoga dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).Hasil pemeriksaan, ditemukan luka lecet dan memar di bibir, mata dan leher."Dapat kami simpulkan hasil pemeriksaan forensik pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia 39 tahun, ditemukan luka terbuka dangkal bibir bagian dalam, luka-luka lecet pada wajah dan leher, serta memar-memar pada wajah," kata Yoga.Ditemukan juga memar kelopak mata atas kiri, memar pada bibir bawah dalam. Ada juga luka memar pada anggota gerak atas kanan atau lengan akibat kekerasan tumpul.Luka memar pada tangan itu diduga berasal saat Arya berada di rooftop lantai 12 gedung Kemlu."Berdasarkan hasil gelar perkara kemarin, di rooftop di lantai 12 ada kegiatan memanjat tembok yang dapat menyebabkan memar pada lengan atas kanan kiri," ucap Yoga.Arya Daru dalam rekaman CCTV saat berada di rooftop Gedung Kemlu. Foto: IstimewaYoga mengatakan terkait dengan luka-luka di leher, timnya melakukan autopsi teknik khusus leher untuk mendalami apakah luka-luka di leher berdampak pada organ-organ di dalam leher."Dapat kami laporkan pada otot leher tidak ditemukan resapan darah. Batang tenggorok itu berisi lendir dan busa halus kemerahan. Selanjutnya kami temukan pada organ dalam pada kedua paru sembab paru atau pembengkakan pada paru, serta pada seluruh organ dalam kami temukan ada pelebaran pembuluh darah dan titik-titik pendarahan," jelasnya.Tim juga menemukan gambaran kekurangan oksigen pada jaringan jantung, pada paru ditemukan adanya perbendungan disertai pembengkakan.Infografik kondisi jasad diplomat Arya Daru. Foto: kumparan"Selanjutnya ditemukan darah berwarna lebih gelap dan encer, lendir pada batang tenggorok, sembab paru, tanda-tanda perbendungan pada seluruh organ dalam. Tidak ditemukan penyakit pada organ-organ almarhum," katanya.Hasil pemeriksaan toksikologi juga tidak ditemukan zat-zat yang membuat pernapasan terganggu."Dari pemeriksaan toksikologi, tidak ditemukan zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen. Tidak ditemukan penyakit apa pun. Maka sebab mati karena gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas," jelasnya.Tak Ada Material Biologis Orang Lain di Kos Arya DaruPuslabfor Polri mengungkapkan hasil sampel DNA yang dilakukan terhadap TKP (tempat kejadian perkara) tempat jasad diplomat muda Arya Daru. Hasil pemeriksaan sampel mengungkapkan tidak ada bercak darah yang ditemukan di kamar kos Arya Daru di Gondangdia, Jakarta Pusat."Terhadap pemeriksaan TKP yang kami lakukan, kami tidak menemukan di TKP adanya bercak darah, sperma, atau material biologi yang ada di TKP di kamar korban maupun di luar kamar korban seperti di kamar mandi dan kamar tidur," kata peneliti Puslabfor Polri dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7).Sisi sebelah kiri kos Gondia International Guest House, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanPuslabfor juga mengungkapkan tidak menemukan materi biologi orang lain di sekitar TKP penemuan jenazah Arya Daru. "Kamar mandi kami tidak menemukan materi biologi orang lain," ujar dia."Dari barang bukti yang kami ambil dari TKP, kami lanjutkan konfirmasi dengan laboratorium yang ada di kami, termasuk beberapa barang bukti yang kami terima dari rekan-rekan penyelidik Polda," ujarnya.Konsumsi CTM dan Parasetamol Sebelum Ditemukan TewasSelain itu, Tim Puslabfor Polri Adelano mengungkapkan Arya Daru sempat mengkonsumsi beberapa jenis obat. Barang bukti kasus kematian Arya Daru Diplomat Kementerian Luar Negeri di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan"Adanya konsumsi paparan obat sebelum kematian. Seluruh hasil pemeriksaan dituangkan dalam BAP yang telah diserahkan kepada penyidik," ujar Adelano di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).Obat-obatan itu antara lain jenis CTM (Chlorpheniramine) dan parasetamol. "CTM adalah antikistimin meredakan alergi, serta memiliki efek mengantuk. Kombinasi kedua obat itu pada obat flu dan demam," ujar dia.Singgung Kesehatan Arya Daru: Ada Riwayat Penyakit GinjalDokter Yoga Tohijiwa menjelaskan lebih lanjut terkait kondisi kesehatan Arya Daru. "Untuk riwayat penyakit almarhum itu yang kami dapatkan informasinya dari penyelidik itu penyakit ginjal. Apakah ada hubungan atau tidaknya, mungkin dari penyelidik yang infokan dari hasil pemeriksaan dokternya," kata dia.Sementara Wira menjelaskan, hasil pemeriksaan toksikologi oleh puslabfor Bareskrim Polri terhadap sampel organ dari otak, empedu, limpa, hati, ginjal, lambung, darah, dan urine, terdapat unsur kimia yang dikonsumsi Arya Daru."Korban ditemukan adanya kandungan paracetamol dan chlorpheniramine. Hal ini sesuai dengan temuan barang bukti berupa obat obatan yang ditemukan oleh penyelidik," kata dia.Petunjuk Elektronik, dari CCTV hingga Kirim Email Soal Keinginan Bunuh Diri ke Badan AmalJika diurutkan lewat 20 titik CCTV, berikut kronologis pergerakan Arya Daru dari titik-titik tersebut:Senin (7/7)Pukul 07.03 WIBArya Daru terekam meninggalkan tempat tinggalnya menuju kantor. Ia terpantau keluar pintu masuk kos menggunakan pakaian batik berwarna coklat, celana hitam panjang dan coklat berwarna navy.Pukul 07.20 WIBIa terpantau memasuki area kantor Kementerian Luar Negeri.Pukul 07.30 WIBKorban terlihat duduk di meja kerjanya.Rangkain rekaman CCTV Arya Daru sebelum ditemukan meninggal di kamar kosannya pada Selasa (29/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanPukul 17.52 WIBSetelah jam kerja, Arya terpantau berada di kawasan Mal Grand Indonesia. Ia terpantau di toko baju H&M.Pukul 18.00 WIBArya terlihat keluar dari toko baju H&M.Pukul 18.07 WIBArya terlihat memasuki toko baju Uniqlo bersama rekannya Dion dan Vara, sesuai dengan keterangan saksi. Hal juga ini selaras dengan hasil analisis terhadap profil teknologi informasi milik korban.Pukul 21.39 WIBArya kembali terpantau turun dari taksi dan berjalan memasuki gedung Kementerian Luar Negeri dengan membawa tas gendong dan kantong belanjaan.Pukul 21.43 WIBIa terlihat naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kemlu. Ia berada di sana selama 1 jam 26 menit.Selama berada di rooftop, polisi mencatat adanya perubahan terkait barang yang dibawa Arya.“Berdasarkan pengamatan dari CCTV di awal ketika naik, korban memang betul membawa tas gendong dan tas belanja. Namun pada saat turun dari rooftop, korban sudah tidak membawa tas gendongnya kembali maupun tas belanjanya. Jadi pada saat naik membawa, pada saat turun itu korban sudah tidak membawa lagi,” kata Wira.Pukul 21.50 WIBArya terlihat berusaha menaiki dinding pembatas rooftop Kemenlu.Pukul 23.09 WIBArya turun dari rooftop dan terekam CCTV sudah tidak membawa tas.Pukul 23.12 WIBIa terlihat di area bawah gedung, masih tanpa membawa tas.Penampakan tas milik diplomat, Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan di Kantor Kemenlu. Foto: Dok. IstimewaPukul 23.23 WIBArya masuk ke area pintu kos-kosan tempat tinggalnya. Ia kemudian terpantau masuk ke kamar dan sempat membuang sampah.Selasa (8/7)Pukul 07.39 WIBSaat pintu kamar dibuka penjaga kos, Arya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Kondisi kepala terlilit lakban berwarna kuning di kamar Indekosnya, Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).Dari seluruh rekaman CCTV itu, polisi tak menemukan adanya kekerasan fisik ke Arya Daru.Sementara itu, polisi juga menemukan fakta bahwa Arya Daru pernah mengirim pesan lewat email ke badan amal soal keinginan bunuh diri. "Terhadap barang lainnya yang digunakan almarhum adalah pada perangkat seluler HP perangkat itu aktif berdasarkan riwayat device 29 Juni 2019, terakhir komunikasi 20 September 2022. dari hal tersebut kami temukan adanya pengiriman email yang dimiliki oleh pengguna digital evidence alamatnya di daru_c@yahoo.com dikirim ke badan amal yang punya dukungan emosional yang tertekan dan menyebabkan bunuh diri," kata Ditsiber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto di Polda Metro Jaya. Rekaman CCTV aktivitas diplomat Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas di salah satu kamar di Gondia International Guest House, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025). Foto: Dok. IstimewaPesan itu dikirim Arya dalam dua segmen. Pesan pertama dikirim pada Juni-Juli 2013. Isi pesan itu terkait alasan dan keinginannya untuk bunuh diri."Itu kami temukan ada 2 segmen di 2013 dimulai dari Juni-Juli 2013 pada intinya ceritakan alasan ada keinginan bunuh diri," jelasnya.Tidak sampai di situ, Arya kemudian mengirimkan pesan soal keinginannya bunuh diri pada Oktober 2021."Di 2021, dimulai September 2021, 5 Oktober 2021 sebanyak 9 segmen, pengiriman 9 segmen. Intinya sama, ada niatan semakin kuat untuk bunuh diri karen problem yang dihadapi," tandasnya.Petunjuk Psikologis, Arya Daru Akses Kesehatan Mental Secara Daring pada 2013 dan 2021Selain pernah punya niat untuk bunuh diri, Arya Daru juga sempat mengakses layanan kesehatan mental secara daring."Bahwa pada almarhum, ada riwayat untuk akses layanan kesehatan mental secara daring, terakhir tahun 2021 awalnya di 2013," kata Nathanael E. J. Sumampouw, dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) HIMPSI, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.Menurut Nathanael, selama hidup, Arya Daru bertugas sebagai diplomat melakukan perlindungan terhadap WNI. Dia menjalankan tugas profesional sebagai penyelamat bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis.Penampakan tas milik diplomat, Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan di Kantor Kemenlu. Foto: Dok. IstimewaPeran itu, kata dia, menuntut empati yang tinggi, ketahanan psikologis, ini yang menimbulkan burnout dan kelelahan. Hasil psikologis itu yang ditemukan terhadap Arya Daru di akhir kehidupannya."Meski memiliki kompleks membuat almarhum sulit atau mengalami hambatan psikologis negatif dan berusaha menutupinya. Sulit mendapat dukungan dari kesehatan mental. Setelah terakumulasi tekanan hidup, mempengaruhi proses pengambilan keputusan alm terkait cara kematiannya atau upaya mengakhiri hidupnya," kata dia.Selain itu, Arya Daru diketahui mengalami burnout karena tugasnya sebagai diplomat di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu."Bahwa masa-masa akhir kehidupannya sebagai diplomat, almarhum mulai melakukan tugas melindungi WNI, menjalankan tugas profesional sebagai rescuer bagi WNI yang terjebak situasi krisis," kata perwakilan Apsifor."Peran itu menuntut empati yang tinggi, ketahanan psikologis. Ini menimbulkan dampak burnout, fatigue. Dinamika psikologis itu kami temukan di akhir kehidupan," tegasnya.Arya Daru Disebut Burnout, Keluarga: Tak Pernah Menceritakan Beban BeratBurnout adalah suatu kondisi kelelahan fisik, emosional, atau mental yang ekstrem yang disebabkan oleh stres jangka panjang atau berulang. Ini adalah sindrom yang dihasilkan dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.Terkait kondisi burnout ini, keluarga mengatakan Arya Daru tak pernah menceritakan beban-beban berat.Kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus, ditemui di kediamannya di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/7/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan"Terkait dengan beban kerja, perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu kan pasti ada beban. Dan kan pasti ada juga berbagai macam halnya, hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada. Kurang lebih seperti itu," kata kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus, saat ditemui jurnalis rumahnya di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/7).Menurut Bagus, Arya Daru selalu berdiskusi dengan istrinya dalam segala hal."Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini, dengan cukup baik," beber Bagus yang merupakan kakak dari istri Arya Daru ini.Soal kondisi mental hingga Arya Daru mengakses layanan kesehatan mental secara daring, apa tanggapan keluarga?"Namanya konsultasi ya, mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apa pun itu, saya rasa itu kan merupakan hal pribadi, ya. Jadi saya tidak bisa, kami tidak mengomentari hal itu," kata Bagus.Hasil Digital Forensik: Tak Ada Ancaman Fisik dan Psikis Terhadap Arya DaruMeski begitu, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, hasil pemeriksaan digital forensik, tidak ditemukan adanya ancaman terhadap Arya Daru semasa hidup."Hasil digital tidak ditemukan ancaman fisik, psikis terhadap korban termasuk kekerasan," kata Wira.Wira menyebut, digital forensik ini berdasarkan satu unit handphone milik Arya yang ditemukan di lokasi merk Samsung.Kabid Humas PMJ Kombes Pol Ade Ary Syam bersama Dirreskrimum PMJ Kombes Pol Wira Satya menyampaikan keterangan saat konferensi pers pengungkapan kasus penemuan mayat diplomat Kemlu Arya Daru di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO "Berdasarkan digital forensik berdasarkan device yang ditemukan di kamar korban, ada 1 handphone," kata Wira."Intinya terpenting hasil penelitian tidak ditemukan informasi muatan ancaman baik fisik, psikis, kekerasan terhadap korban," tambah dia.Ada Nama Vara di Kasus Kematian Arya DaruSelain sederet bukti di atas, polisi juga memunculkan nama Vara yang dikait-kaitkan punya kedekatan dengan Arya. Bahkan Arya disebut sempat bertemu dengan Vara saat berbelanja di pusat belanja Grand Indonesia, Senin (7/7). Setelah dari sana, Arya diketahui memesan taksi kemudian turun di Gedung Kemlu.Siapa dia?Terkait hal itu, Ditreskrimum Polda Metro Kombes Wira mengatakan, Vara telah diperiksa sebagai saksi.Rangkain CCTV Arya Sebelum Ditemukan Meninggal di Kamar Kosannya. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan"Sudah," kata Wira di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Saat disinggung soal kedekatan Vara dan Arya, polisi enggan mengungkapnya."Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawabnya singkat.Nah, Vara ini juga disebut polisi masuk bersama Arya Daru dan Dion ke sebuah toko baju di mal. "Berdasarkan CCTV pintu masuk H&M korban masuk ke dalam mal Grand Indonesia bersama Dion dan Vara sesuai dengan keterangan saksi," demikian keterangan pada paparan rangkaian rekaman CCTV yang ditampilkan Wira.Polisi Belum Ungkap Motif Kematian Arya Daru, Simpulkan Tak Ada Tindak PidanaSepanjang konferensi pers itu, polisi tak mengungkap motif kematian Arya Daru. "Polri dalam hal ini kita menyimpulkan dalam kasus ini adalah tidak ditemukan peristiwa pidana, itu hanya yang bisa kita simpulkan, tidak boleh menyimpulkan yang lain. kalau kita simpulkan lain salah, karena itu bukan wewenang kita," kata Wira. Hal itu dipertegas saat ditanya oleh wartawan terkait motif kematian Arya Daru. Polisi tidak menjawabnya. Wira hanya menegaskan bahwa kematian Arya Daru tidak melibatkan orang lain."Korban meninggal karena tidak ada keterlibatan pihak lain, itu ya, tidak ada keterlibatan pihak lain. Kemudian, kami sampai saat ini kami belum menemukan peristiwa pidana," ucapnya.Dalam KBBI, motif diartikan sebagai: Alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.