Kota di dunia dengan harga rumah termahal. (Freepik/frimufilms)JAKARTA - Memiliki rumah impian di tengah kota besar kini menjadi impian generasi muda yang semakin sulit digapai. Harga properti yang melonjak tinggi di berbagai penjuru dunia membuat banyak masyarakat, terutama kelas menengah, harus menghadapi realita yang pahit, yakni harga rumah jauh melampaui kemampuan mereka.Berdasarkan laporan terbaru dari Chapman University Center for Demographics and Policy yang dirilis pada Mei 2025, 10 kota besar di dunia mencatatkan rasio harga rumah terhadap pendapatan tahunan penduduk yang sangat tinggi. Dalam istilah mereka, kota-kota ini masuk dalam kategori “impossibly unaffordable”atau "sangat tidak terjangkau."Menurut studi ini, pasar perumahan dianggap “tidak terjangkau” jika harga rumah standar mencapai sembilan kali atau lebih dari pendapatan tahunan penduduknya. Berikut daftar 10 kota dengan harga rumah termahal di dunia berdasarkan rasio tersebut, seperti dilansir dari laman CNBC Make It!1. Hong Kong – 14,42. Sydney, Australia – 13,83. San Jose, California – 12,14. Vancouver, Kanada – 11,85. Los Angeles, California – 11,26. Adelaide, Australia – 10,97. Honolulu, Hawaii – 10,88. San Francisco, California – 109. Melbourne, Australia – 9,710. San Diego, California – 9,5Selama bertahun-tahun, Hong Kong mempertahankan posisinya sebagai pasar properti termahal di dunia. Dengan rasio 14,4, ini berarti harga rumah di Hong Kong rata-rata mencapai lebih dari 14 kali pendapatan per tahun rata-rata pekerja di kota tersebut. Begitu pula dengan rasio lain yang dihitung dengan poin angka satuan. "Di Hong Kong, memiliki rumah bukan lagi sekadar tantangan, tapi sudah menjadi kemewahan," tulis laporan Chapman.Lima dari sepuluh kota dalam daftar ini berada di Amerika Serikat, semuanya di negara bagian pesisir seperti California dan Hawaii. Ini mencerminkan krisis perumahan yang sedang berlangsung, terutama di wilayah yang permintaannya tinggi namun pasokannya sangat terbatas.Joel Kotkin, direktur Center for Demographics and Policy, menjelaskan bahwa kebijakan pembatasan pembangunan di pinggiran kota menjadi salah satu penyebab utama mahalnya harga rumah.“Harga-harga tinggi ini sebagian besar adalah akibat dari kebijakan yang membatasi pertumbuhan di wilayah pinggiran, yang selama ini merupakan cara kota berkembang secara alami,” ujar Kotkin.Sementara itu, kota-kota besar di Australia seperti Sydney, Melbourne, dan Adelaide juga masuk daftar karena harga rumah yang melonjak tinggi, tidak sebanding dengan pendapatan warganya.Pemerintah di banyak kota mencoba mengatasi krisis ini dengan mendorong pembangunan hunian berdenstitas tinggi seperti apartemen kecil atau rumah mikro. Namun solusi ini belum tentu efektif bagi kelompok pendapatan menengah.“Unit-unit baru yang dibangun umumnya kecil dan mahal, dan jarang memenuhi kebutuhan keluarga kelas menengah,” kata Wendell Cox, penulis laporan tersebut.Krisis keterjangkauan ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat. Banyak keluarga muda harus menunda pembelian rumah pertama mereka, memperpanjang masa sewa, atau bahkan pindah ke kota lain.“Keterpurukan perumahan yang terjangkau menjadi penyebab utama krisis biaya hidup yang menekan kelas menengah dan pekerja." tegas David Leis dari Frontier Centre for Public Policy.