Ilustrasi menara Eiffel di Pari ikon negara Prancis. (dok. Wikimedia Commons-Unsplash)JAKARTA - Prancis akan menangguhkan program penerimaan warga Palestina dari Gaza. Kebijakan ini diambil buntut seorang mahasiswa asal Gaza yang menempuh studi di Prancis diduga membagikan unggahan antisemit. Para pejabat Prancis mengatakan Universitas Sciences Po di kota Lille di Prancis utara, telah mencabut status kemahasiswaaan yang bersangkutan terkait unggahan daring diduga kasus antisemit. "Tidak akan ada tindaklanjut dalam bentuk apa pun sampai kami mendapatkan kesimpulan dari penyelidikan ini," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot kepada radio Franceinfo, Jumat 1 Agustus, dikutip dari AFP. Dia menambahkan, buntut kasus ini seluruh warga Gaza yang telah memasuki Prancis akan menjalani pemeriksaan kedua. Prancis telah membantu lebih dari 500 orang meninggalkan Gaza sejak Israel melakukan operasi militer di wilayah Palestina tersebut. Mereka yang diterima masuk Prancis antara lain anak-anak yang terluka, jurnalis, mahasiswa, dan seniman. Israel menginvasi Gaza sejak Oktober 2023 berujung banyak kematian dari warga sipil hingga tindakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memblokade bantuan kemanusiaan di Gaza yang kelaparan. Kelompok hak asasi manusia dunia menganggap Israel telah melakukan "genosida" di Gaza.