FORNAS 2025. (Ist)JAKARTA – Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025 menjadi bagian dari strategi destinasi sport tourism sekaligus pemanasan menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 nanti. Pesta olahraga masyarakat yang dihelat dua tahunan itu secara resmi dibuka di Halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu, 26 Juli 2025. Berbagai pertunjukan budaya disajikan dalam kesempatan itu. Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal mengatakan bahwa Fornas VIII 2025 tidak hanya sebatas kompetisi, tetapi juga momentum untuk merawat nilai-nilai budaya, menjaga kelestarian lingkungan, serta membangun persatuan. "Malam ini menjadi catatan sejarah untuk kami. Selain baru pertama kalinya Fornas digelar di wilayah timur Indonesia, ditambah lagi lebih dari delapan belas ribu orang peserta dari 38 provinsi hadir di ajang ini. Kami merasa terhormat menyambut mereka," kata Lalu. Pembukaan Fornas VIII ditandai dengan sajian penampilan pertunjukan seni dan budaya sasak Samawa dan Mbojo. Keduanya dikemas begitu apik sehingga menghasilkan karya seni luar biasa dan mengundang decak kagum semua yang hadir. Pembukaan Fornas 2025 ini juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dapil NTB, Wakil Gubernur Indah Damayanti Putri, serta sejumlah utusan negara-negara ASEAN. Lalu mengatakan bahwa hal paling menggembirakan dalam Fornas VIII 2025 ialah lebih dari 99 persen elemen yang terlibat disiapkan oleh putra-putri NTB sendiri. "Mulai dari pembangunan panggung, tari kreasi, desain tematik hingga produksi lagu tematik Fornas semuanya melibatkan putra daerah," katanya dengan penuh bangga. Fornas VIII 2025 membawa semangat pelestarian budaya, kegiatan ramah lingkungan, dan kebersamaan. Seni pertunjukan, kuliner khas Sasak, Samawa dan Mbojo, dan pameran komunitas, menjadi bukti olahraga masyarakat bisa berjalan seiring dengan budaya dan ekologi. Tahun ini Fornas mengusung tagline "Kalah Menang, Semua Senang". Hal ini ingin menekankan bahwa partisipasi dan kebahagiaan menjadi inti dari olahraga rekreasi masyarakat. Persiapan yang hanya memakan waktu tiga bulan lamanya tidak hanya fokus belajar dari para ahli, tetapi juga berupaya keras menciptakan dampak ekonomi lokal sebesar-besarnya agar masyarakat NTB merasakan manfaat langsung dari gelaran bergengsi ini. Keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam acara ini diharapkan akan meninggalkan kenangan manis bagi belasan ribu tamu yang hadir. NTB sendiri selanjutnya akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional 2028. Mereka menjadi tuan rumah bersama dengan Nusa Nusa Tenggara Timur (NTT).