Presiden Trump Sebut Hamas Harus Menyerah dan Membebaskan Sandera untuk Mengakhiri Penderitaan di Gaza

Wait 5 sec.

Presiden AS Donald Trump. (Wikimedia Commons/Official White House/Daniel Torok)JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, kelompok militan Palestina Hamas harus menyerah dan membebaskan 50 sandera yang ditawannya untuk mengakhiri kelaparan dan penderitaan di Jalur Gaza."Cara tercepat untuk mengakhiri Krisis Kemanusiaan di Gaza adalah Hamas MENYERAH DAN MEMBEBASKAN PARA SANDERA!!!" tulis Presiden Trump di platform Truth Social miliknya, melansir The Times of Israel 31 Juli.Komentar ini muncul setelah utusan khususnya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membahas Gaza, termasuk perundingan penyanderaan yang sempat terhenti.Presiden Trump, Witkoff dan PM Netanyahu menyalahkan kebuntuan tersebut pada keengganan Hamas dalam perundingan yang dimediasi oleh AS, Qatar dan Mesir. Meskipun demikian, utusan AS tersebut dilaporkan akan mendesak Netanyahu untuk memberikan konsesi dengan harapan dapat mengembalikan negosiasi ke jalurnya.Di sisi lain, Hamas membantah tuduhan AS dan Israel, dan akan mempertegas posisinya dalam perundingan, setelah delegas AS dan Israel menarik diri dari perundingan di Doha, Qatar pekan lalu, kata sumber yang mengetahui hal ini seperti dikutip dari CNN. Pekan ini, sejumlah negara, termasuk Prancis, Inggris dan Kanada mengumumkan rencananya untuk mengakui Negara Palestina. Ini menuai kritik dari AS dan Israel, namun diyakini memberikan tekanan terhadap Pemerintahan PM Netanyahu.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan. Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Sementara, sumber medis di Gaza mengatakan pada Hari Rabu, hingga kemarin korban tewas Palestina sejak Oktober 2023 telah mencapai 60.239 orang, sedangkan korban luka-luka mencapai 146.894 orang, dikutip dari WAFA.