Tragedi Menyayat dari Cipinang Besar Selatan, Adik Bunuh Kakak dengan Pisau Dapur Hanya karena Setoran Sabu

Wait 5 sec.

Ilustrasi narkotika jenis sabu-sabu/ Foto: Halo SehatJAKARTA – Tak ada yang bisa mempersatukan dua manusia seperti darah daging, namun juga tak ada yang bisa menghancurkan seperti narkotika. Di Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, tragedi menyayat terjadi—seorang adik menghabisi nyawa kakaknya sendiri hanya karena sabu.Pelaku berinisial B (44) menusuk kakaknya, DS (47), hingga tewas. Keduanya sebelumnya dikenal dekat sebagai kakak beradik, tinggal dalam satu lingkungan, dan kerap terlihat saling membantu. Namun hubungan itu berubah drastis ketika mereka terlibat dalam bisnis gelap peredaran sabu.Permasalahan bermula dari setoran hasil penjualan sabu yang tak sesuai. B dan DS mulai sering terlibat adu mulut. Setiap percakapan berakhir dengan tuduh-menuduh, tidak percaya, dan kemarahan. Tiga hari sebelum kejadian, pertengkaran makin memuncak. B mencurigai bahwa DS berbohong soal keberadaan sisa sabu yang belum disetorkan.Tersangka B (44) saat ditangkap oleh Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Sabtu (19/7/2025). ANTARA/HO-Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Dalam kondisi emosi tak terkendali, B menyuruh temannya, berinisial D, membeli sabu langsung dari DS—hanya untuk membuktikan bahwa sang kakak masih menyimpan barang haram itu. Kecurigaannya terbukti. Saat mengetahui DS masih menjual sabu diam-diam, kemarahan B memuncak.Hari Jumat, 18 Juli 2025, menjadi titik nadir. Dengan membawa pisau dapur dari rumahnya di Pasar Gembrong, B melangkah menuju rumah orang tua mereka di Rumah Susun Cipinang Besar Selatan—tempat DS tinggal. Di sana, keduanya kembali beradu mulut. Namun kali ini, tak berakhir seperti biasa.B menusukkan pisau ke leher sang kakak. Tusukan berikutnya mengenai tangan dan perut. DS tergeletak bersimbah darah, tak berdaya. B lalu melarikan diri ke Kuningan, Jawa Barat, bersama istrinya. Beberapa hari kemudian, polisi berhasil menangkapnya dan membawanya kembali ke Jakarta.“Awalnya hanya cekcok soal setoran sabu, lama-lama jadi pertikaian penuh emosi, dan akhirnya niat menghabisi nyawa kakaknya sendiri,” ujar AKBP Resa Fiardi Marasabessy, Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya.Kepolisian menyebut motif utama adalah perselisihan dalam peredaran sabu. Namun di baliknya, terbentang luka yang lebih dalam: sabu telah menggerus kepercayaan, menghancurkan rasa hormat, dan membunuh ikatan kekeluargaan.Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono menyampaikan bahwa kasus ini menjadi contoh nyata betapa narkotika tak hanya merusak tubuh, tetapi juga memecah belah keluarga.Kini, satu nyawa melayang, satu hidup dalam jeruji penyesalan, dan keluarga mereka tinggal menyisakan duka.