Volume angkutan kontainer menggunakan kereta api. Foto: KAI LogistikKAI Logistik, anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero), mencatat total volume angkutan kontainer yang diangkut mencapai 1,14 juta ton per Juni 2025, meningkat 5 persen dibanding periode yang sama pada 2024 sebesar 1,09 juta ton. Direktur Pengembangan Usaha KAI Logistik, Riyanta, menjelaskan pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa layanan berbasis rel semakin dipercaya oleh pelaku usaha sebagai solusi logistik yang efisien, aman, dan berkelanjutan."Sepanjang semester I 2025, volume angkutan mencatatkan peningkatan konsisten. Pada triwulan I, KAI Logistik mencatat volume sebesar 536.832 ton, dan meningkat signifikan sekitar 14 persen pada triwulan II menjadi 612.072 ton," ujar Riyanta dalam keterangannya, Minggu (20/7). Dia menjelaskan, peningkatan tersebut juga merupakan sinyal positif bahwa pergeseran ke moda logistik berbasis rel semakin kuat. Sebagai bagian integral dari ekosistem logistik nasional, layanan KA Kontainer berperan penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok antarwilayah, mulai dari distribusi bahan baku, barang industri, produk konsumsi, hingga ekspor-impor. "Dengan jangkauan yang luas, kapasitas besar, serta waktu tempuh yang stabil, KA Kontainer mampu menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional," jelasnya. Angkutan kontainer berbasis kereta api didukung jalur-jalur utama yang tersedia di Tanjung Priok, Karawang, Ronggowarsito, dan Kalimas. Layanan ini turut memperkuat konektivitas kawasan industri dan pelabuhan, serta mengurangi ketergantungan pada moda jalan raya yang berdampak pada penurunan tingkat risiko kecelakaan fatal akibat truk ODOL (Over Dimension Over Load).“Layanan KA Kontainer dinilai sebagai salah satu opsi moda alternatif yang lebih aman. Peralihan ke moda rel tidak hanya membantu menekan angka kecelakaan di jalan raya, tetapi juga berkontribusi langsung dalam meningkatkan keselamatan bagi masyarakat dan pengguna jalan lainnya,” lanjut dia. Riyanta mengatakan, KAI Logistik mengintegrasikan aspek digitalisasi dan penguatan operasional untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan layanan. Di antaranya melalui penerapan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) untuk optimalisasi dan pemantauan kontainer secara real-time, peningkatan kapasitas angkut, serta penambahan frekuensi perjalanan KA Kontainer.“Di tengah dinamika sistem logistik nasional, KA Kontainer mengambil peran sebagai tulang punggung logistik yang mampu menjaga kestabilan distribusi rantai pasok dan keselamatan kolektif khususnya dalam mewujudkan sistem transportasi yang lebih aman, serta fokus pada aspek keselamatan dan keberlanjutan,” tambahnya.