Jaga Harga Gabah Petani, Bapanas Tugaskan Bulog Serap Tambahan Satu Juta Ton Beras hingga Akhir 2025

Wait 5 sec.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat meninjau Gudang Bulog Meger, di Klaten, Jawa Tengah, Minggu, 20 Juli. (Biro Layanan Komunikasi dan Publik Bapanas)JAKARTA – Pemerintah menambah target penyerapan beras dalam negeri sebesar 1 juta ton hingga akhir tahun 2025. Langkah strategis ini diambil untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani serta memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP), dalam rangka menjamin ketahanan pangan nasional.Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa penyerapan tambahan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kemenko Perekonomian terkait pangan.Penyerapan tambahan juga akan mendorong percepatan rotasi stok beras di Perum Bulog. Hal tersebut ia sampaikan saat meninjau Gudang Bulog Meger, di Klaten, Jawa Tengah, Minggu, 20 Juli."Badan Pangan Nasional dalam waktu dekat akan menugaskan Bulog terkait penambahan serapan sampai dengan akhir tahun sebesar 1 juta ton, seperti hasil keputusan Rakortas Kemenko Pangan beberapa waktu lalu," ujarnya.Dengan tambahan tersebut, total target penyerapan CBP menjadi 4 juta ton. Penyerapan ini difokuskan untuk menyerap beras produksi petani dalam negeri dengan harga minimal Rp 6.500 per kilogram (kg) agar pendapatan petani tetap terjaga.Arief menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah menyalurkan berbagai program bantuan pangan, termasuk sekitar 360.000 ton untuk bantuan pangan dan 1,3 juta ton untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP)."Ini bentuk kesiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan pemerintah, utamanya yang menjadi tugas dan kewenangan badan pangan nasional yang dibantu oleh Bulog tentunya yang selalu ditugaskan untuk ini," tambahnya.Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dalam negeri pada periode Januari-Agustus 2025 diproyeksikan mencapai 24,96 juta ton atau meningkat signifikan dibanding tahun 2024 sebesar 21,88 juta ton.Dengan tambahan pasokan dari impor beras khusus sebesar 279.150 ton, total ketersediaan beras nasional selama Januari-Agustus 2025 mencapai 25,24 juta ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras nasional untuk periode yang sama diperkirakan sebesar 20,66 juta ton. Artinya, masih terdapat surplus ketersediaan beras sebesar 4,58 juta ton.Per 18 Juli 2025, Perum Bulog telah menyerap setara 2,73 juta ton beras, atau 91,19 persen dari target 3 juta ton yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran CBP.Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani memastikan kesiapan lembaganya dalam melaksanakan tambahan penugasan dari pemerintah.Ia menyebutkan bahwa sinergi lintas sektor, termasuk dengan TNI dan Polri tengah dibangun untuk mendukung realisasi penyerapan."Kami saat ini sedang membangun tim yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk jajaran TNI dan Polri. Selain tambahan serapan 1 juta ton beras, kami juga ditugaskan untuk menyerap jagung sebanyak 1 juta ton," kata Rizal.Penyerapan tambahan ini juga akan melibatkan kerja sama aktif dengan mitra penggilingan padi, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya guna memastikan kelancaran distribusi serta kualitas stok pangan nasional.