Menguji skenario pengurangan emisi karbon lewat kalkulator NZE Indonesia

Wait 5 sec.

● Kalkulator NZE memungkinkan siapa saja bisa mengevaluasi berbagai opsi dan skenario pengurangan emisi karbon, terutama di sektor energi.● Dengan simulasi skenario energi, publik bisa melihat konsekuensi dari berbagai opsi, misalnya dampak emisi jika PLTU batu bara masih beroperasi atau dihentikan.● Bukan sebatas alat hitung karbon, Kalkulator NZE Indonesia merupakan alat demokratisasi pengetahuan.Di tengah perubahan iklim yang semakin parah, tidak ada jalan lain selain mengurangi emisi karbon besar-besaran.Indonesia sendiri berkomitmen untuk mencapai target nol emisi (Net Zero Emission) pada 2060 atau lebih cepat sebagai bagian dari upaya global menangani perubahan iklim.Dalam usaha mencapai target ini, kita membutuhkan beberapa peralatan untuk membantu menghitung dan merumuskan rencana pengurangan emisi dengan akurat. Kalkulator NZE adalah salah satunya. Alat ini memungkinkan siapa saja, tak hanya pemerintah, tapi juga organisasi masyarakat sipil, akademisi, jurnalis, dan warga sipil—untuk bisa turut mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai opsi dan skenario pengurangan emisi karbon yang paling optimal, terutama di sektor energi.Kalkulator karbon: Dari Inggris ke IndonesiaKalkulator karbon pertama kali diperkenalkan Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris pada 2020 dengan nama UK Carbon Calculator dan kemudian berkembang menjadi MacKay Carbon Calculator, yang dinamai dari fisikawan energi Sir David MacKay. Versi lokal Indonesia dikembangkan pada 2023 dengan nama Kalkulator NZE Indonesia. Inisiatif ini dilakukan melalui program kemitraan UK-MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia). Ini adalah program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Inggris untuk mempercepat transisi energi. Kalkulator ini terbuka untuk publik dan bisa diakses gratis melalui situs resmi NZE Calculator. Dengan tampilan yang interaktif, pengguna bisa memodelkan dan menguji berbagai skenario kebijakan serta laju transisi energi menuju pengurangan emisi karbon paling optimal dengan panduan yang telah tersedia. Baca juga: Riset: Kendaraan listrik hanya bisa benar-benar turunkan emisi jika bauran energi terbarukan tumbuh di atas 65% per tahun Simulasi berbagai skenario transisi energiKalkulator NZE mengandalkan data dari peta jalan NZE oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Kalkulator ini memiliki empat level skenario dengan tingkat ambisi yang berbeda, mulai dari dari level 1 (rendah), level 2 (cukup), level 3 (baik), hingga level 4 (terbaik atau transformasi total). 1. Skenario rendahDalam skenario ini, penggunaan teknologi energi masih sangat sedikit. Pembangkit listrik dari batu bara masih bertahan cukup lama.Transportasi masih didominasi truk diesel dan kendaraan bensin, dengan adopsi kendaraan listrik yang lambat. Sektor industri dan pertambangan masih boros energi. Skenario ini menggambarkan emisi karbon yang masih sangat tinggi: sekitar 813 juta ton CO₂ pada 2060, hanya sedikit turun dari level saat ini.2. Skenario cukupDalam skenario ini, teknologi carbon capture atau penangkapan karbon mulai dipakai di pembangkit batu bara pada 2040. Listrik bertenaga surya makin dominan (150 GW pada 2060). Ada dorongan untuk efisiensi energi di sektor industri, dan kendaraan listrik mulai mengambil alih ruang jalan, meski moda transportasi massal seperti kereta masih stagnan. Emisi karbon pada skenario ini turun cukup signifikan, yakni menjadi 435 juta ton CO₂ pada 2060. Ini adalah skenario sesuai dengan Peta Jalan NZE 2060 versi pemerintah.3. Skenario baikDi level ini, pembangkit listrik batu bara dihentikan lebih awal, dan energi terbarukan mendominasi. Transportasi dirombak secara masif dengan bus listrik beroperasi di 90% provinsi. Selain itu, truk berbasis hidrogen mulai masuk pasar, dan penumpang transportasi umum meningkat pesat. Industri juga beralih ke teknologi efisien, dan penggunaan bioenergi signifikan. Dalam skenario ini, emisi turun hingga 129 juta ton CO₂ pada 2060.4. Skenario terbaikEmisi turun drastis menjadi 42 juta ton CO₂ pada 2060. Teknologi canggih seperti pembangkit listrik berbasis hidrogen dan amonia digunakan secara luas. Semua kendaraan baru yang dijual adalah kendaraan listrik sejak 2045. Sistem energi Indonesia akan hampir sepenuhnya bersih. Bahkan intensitas energi di sektor industri dan pertambangan ditekan seminimal mungkin. Hutan terjaga, dan lahan dimanfaatkan secara cermat untuk bioenergi.Setiap skenario di Kalkulator NZE menunjukkan, semakin tinggi ambisi, semakin besar peluang Indonesia untuk memenuhi target iklim global.Sementara itu, jika menggunakan peta jalan pemerintah saat ini, maka kita masih berada di level cukup. Apabila ingin mendekati target nol emisi, maka skenario yang kita gunakan harus lebih ambisius lagi.Pengguna kalkulator bisa menguji sendiri berbagai skenario dengan mengubah dan menyesuaikan setiap teknologi, baik di sisi pasokan (seperti pembangkit energi terbarukan) maupun sisi permintaan energi (konsumsi) sesuai yang diinginkan. Dengan hanya menyesuaikan level, pengguna bisa langsung melihat dampak setiap kebijakan energi terhadap emisi, biaya, dan proyeksi penggunaan energi.Keterbukaan ini tidak hanya meningkatkan literasi energi dan iklim bagi publik, tapi juga mendorong diskusi publik berbasis bukti mengenai jalan terbaik menuju nol emisi. Meski demikian, kalkulator ini juga punya keterbatasan. Beberapa parameter tidak dapat diubah secara bebas. Skenarionya juga hanya bisa disimpan secara manual. Oleh karena itu, pengguna perlu mencatat/merekam setiap skenario yang dibuat dengan kalkulator ini. Baca juga: Arah transisi energi Indonesia: Ketika peta jalan menuju ke jalan buntu Menuju nol emisiUntuk mencapai target NZE pada 2060, Indonesia memerlukan transformasi sistem energi nasional secara menyeluruh.Seluruh sektor memerlukan perencanaan matang berbasis data. Pemerintah semestinya bisa memanfaatkan kalkulator NZE untuk membantu memodelkan skenario terbaik: sektor apa yang butuh pengembangan, teknologi apa yang diperlukan, dan kapan teknologi tersebut diperlukan. Dengan begitu, sektor swasta dan lembaga keuangan bisa mengarahkan dana mereka ke proyek-proyek rendah karbon yang paling berdampak. Publik juga bisa memantau proses kebijakan, apakah sudah sejalan atau justru bertentangan dengan target pengurangan emisi global. Lebih dari sekadar alat teknis, Kalkulator NZE Indonesia adalah alat demokratisasi pengetahuan yang bisa mengajak publik untuk ikut serta dalam merancang masa depan energi Indonesia. Dwi Novitasari terafiliasi dengan UK-MENTARI Program