Harga Gula di Indonesia Lebih Mahal dari Brasil, Zulhas Ungkap Biang Keroknya

Wait 5 sec.

Menko Pangan Zulkifli Hasan (Foto: Dok. VOI)JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan biaya produksi gula di Indonesia jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan Brasil. Sehingga, harga gula di tingkat konsumen menjadi sangat tinggi.Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan untuk memproduksi 1 kilogram (kg) gula di Indonesia, biayanya mencapai 80 sen dolar AS. Sementara, Brasil hanya mengeluarkan biaya 15 sen dolar AS.“Saya baru pulang dari Brasil. Gula, kalau kita nanam tebu, ongkosnya untuk dapat 1 kg, itu 70 hingga 80 sen dapat 1 kg gula. Maka kita membeli gula lebih mahal. Brasil untuk dapat 1 kg gula, itu 15 sen. Jauh sekali. 15 sen, kita 80 sen,” tuturnya dalam acara Green Impact Festival, di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis, 23 Juli.Mahalnya biaya produksi gula ini, sambung Zulhas, disebabkan Brasil mengadopsi teknologi dalam dunia pertanian. Selain itu, bibit yang digunakan Brasil juga jauh lebih unggul.“Dia punya bibit, sekali tanam bisa 7 hingga 10 tahun. Enggak usah tanam lagi, tinggal panen, panen, panen. Bisa kuat 7 hingga 10 tahun. Bibit kita, 2 hingga 3 tahun harus ganti,” ucapnya.Parahnya lagi, sambung Zulhas, bibit tebu yang seharusnya diganti dalam kurun waktu 3 tahun itu tetap dipertahankan hingga mencapai 20 tahun. Kondisi itu, menurut Zulhas, turut memengaruhi kualitas hasil panen.“Tapi yang terjadi, harusnya tiap 2 hingga 3 tahun ganti, bibitnya ini malah 20 tahun enggak ganti. Bayangkan, (Brasil) yang 1 hektare bisa 100 ton lebih, kita mungkin bisa 30 sampai 50 ton,” jelasnya.Menurut Zulhas, biaya produksi itu lah yang menyebabkan harga gula di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan dengan Brasil.“Jadi jauh sekali. Sehingga cost-nya menjadi mahal,” ucapnya.Sekadar informasi, sejarah gula di Indonesia cukup panjang, terutama sejak zaman kolonial Belanda Indonesia pernah menjadi negara pengekspor gula terbesar di dunia. Pada tahun 1920-an hingga 1930-an, Indonesia mencapai puncak produksi gula dan menjadi eksportir gula utama ke berbagai negara.Namun, setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, produksi gula mengalami kemerosotan dan Indonesia mulai mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat ini, Indonesia lebih banyak mengimpor gula daripada mengekspornya.