IHSG Awal Pekan Rawan Terkoreksi ke Level 7.225-7.300, Lima Saham Bisa jadi Pilihan

Wait 5 sec.

Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rawan terkoreksi pada perdagangan hari ini, Senin, 21 Juli, setelah akhir pekan lalu ditutup menguat 24,89 poin atau 0,34 persen ke level 7.311,91.Phintraco Sekuritas, dalam risetnya bilang, penguatan IHSG terpengaruh oleh euforia pasar terhadap beberapa sentimen positif pekan ini. Misalnya, kabar negosiasi tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) yang berhasil menurunkan tarif dari 32 persen menjadi 19 persen.Tak lama dari kabar itu, Bank Indonesia (BI) dalam rapat dewan gubernur (RDG) Rabu kemarin juga memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen. Secara teknikal, indikator MACD masih menunjukkan pelebaran slope positif yang menandakan masih berlangsungnya minat beli.“Di sisi lain, stochastic RSI menunjukkan overbought yang rawan terhadap koreksi dalam jangka pendek sehingga IHSG diperkirakan berpotensi pullback (koreksi sementara) di rentang 7.225-7.300 pada pekan ini,” jelas Phintraco Sekuritas.Lebih lanjut, IHSG ditaksir bakal rawan terkoreksi dengan level support 7.240 dan resistance 7.382. Sentimennya investor bakal mencermati rilis data inflasi Jepang yang kembali turun ke level 3,3 persen secara tahunan (YoY) di bulan Juni 2025 dari 3,5 persen YoY pada bulan sebelumnya.Angka inflasi Jepang di bulan Juni ini menjadi yang terendah sejak bulan Desember tahun 2024 akibat penurunan dari sektor energi. Core Inflation rate Jepang juga kata dia masih mengalami penurunan ke level 3,3 persen YoY di bulan Juni dari sebelumnya di level 3,7 persen.“Data ini sesuai dengan konsensus tetapi masih jauh dari target BoJ (Bank of Japan) yang berada di level 2 persen,” jelas Phintraco Sekuritas.Investor juga akan mencermati hasil rilis data indeks harga produsen Jerman yang turun ke level 1,3 persen YoY dari 1,2 persen YoY yang mencerminkan pelemahan biaya produksi Jerman.Adapun dari Amerika, investor masih menantikan rilis data awal izin mendirikan bangunan (preliminary building permit) yang diproyeksikan melemah ke level 1,39 juta unit dari level 1,39 juta unit. Koreksi tipis ini menjadi sinyal pelemahan sektor properti AS atau kehati-hatian investor maupun developer.Di sisi lain, terdapat data housing start AS atau pembangunan rumah yang benar-benar dimulai, bukan sebatas izin, yang diprediksikan meningkat ke level 1,30 juta unit pada bulan Juni dari 1,24 juta unit pada bulan Mei.Adapun saham-saham yang jadi pilihan Phintraco Sekuritas, jatuh pada saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT DCI Indonesia Tbk (DATA), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).