PAM Mineral (NICL) Catat Laba Bersih Rp 358 M di Semester I 2025, Naik 386%

Wait 5 sec.

Ilustrasi pertambangan nikel. Foto: PAM Mineral.Emiten sektor pertambangan, PT PAM Mineral Tbk (NICL), mencatat laba neto periode berjalan sebesar Rp 358,07 miliar pada semester pertama 2025. Angka ini naik 386,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 73,59 miliar.Berdasarkan keterangan perseroan, Senin (21/7), kenaikan laba didorong oleh peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha. Adapun penjualan pada semester pertama tahun 2025 sebesar Rp 1,05 triliun, naik sebesar 152,07 persen dibandingkan dengan perolehan penjualan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 419,19 miliar. Peningkatan yang signifikan pada nilai penjualan, ditopang dengan peningkatan volume penjualan nikel dari 707.597 mt menjadi 1.885.433 mt atau meningkat sebesar 166,46 [ersen."Imbas dari peningkatan Penjualan diiringi dengan efisiensi biaya, Laba Kotor Perseroan juga meningkat tajam dari Rp 142,85 miliar pada semester satu 2024 menjadi sebesar Rp 523,46 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan sebesar 266,43 persen yoy. Seiring dengan peningkatan laba kotor, marjin laba kotor perseroan juga mengalami peningkatan dari sebesar 34,08 persen, melesat menjadi sebesar 49,54 persen," ujar Direktur Utama PAM Mineral, Ruddy Tjanaka.Ilustrasi Tambang Nikel Indonesia Foto: Masmikha/ShutterstockSementara itu, laba usaha perseroan juga meningkat, dari sebelumnya hanya sebesar Rp 87,87 miliar pada semester satu 2024, menjadi Rp 456,30 miliar pada semester satu 2025 atau meningkat tajam sebesar 419,32 persen. “Sejak akhir tahun 2024, harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 3,80 persen, sejalan dengan tren global dan euforia pasar kendaraan listrik yang mulai normal serta meningkatnya permintaan baja stainless steel. Kami melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perseroan," jelasnya.Ruddy menjelaskan, perseroan sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan perseroan yang bertumbuh pada semester pertama tahun 2025. "Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan Perseroan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.” jelasnya. Perseroan mencatatkan pertumbuhan jumlah aset pada semester satu 2025 sebesar Rp 1,09 triliun atau tumbuh sekitar 4,73 persen dibandingkan dengan Jumlah Aset pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp 1,05 triliun. Pada periode Juni 2025, Perseroan mencatatkan penurunan Jumlah Liabilitas pada periode tersebut Perseroan mencatatkan Rp 150,69 miliar Jumlah Liabilitas dibandingkan dengan periode Desember 2024 sebesar Rp 171,92 miliar. Perseroan juga tidak memiliki utang bank jangka panjang.Di sisi lain, total ekuitas perseroan mengalami peningkatan dari Rp 878,18 miliar menjadi Rp 949,13 miliar pada periode semester satu tahun 2025, hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba tahun berjalan Perseroan yang sangat signifikan.“Secara historis, Perseroan selalu membagikan dividen dan di tahun ini Perseroan juga telah membagikan dividen interim untuk periode buku 31 Maret 2025 kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp 159,53 miliar atau setara dengan 82,60 persen dari laba neto periode berjalan perseroan," tambahnya.