Ilustrasi sarapan di hotel. Foto: monticello/ShutterstockSarapan dikenal sebagai kebiasaan penting untuk memulai hari. Banyak orang percaya bahwa makan pagi membantu menjaga energi dan konsentrasi saat beraktivitas. Namun, sebagian orang justru sering melewatkannya karena sibuk atau ingin mengurangi kalori. Padahal, studi terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan bisa berdampak negatif pada kesehatan otak.Penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Neurorestoratology. Mengutip Food & Wine, studi ini menemukan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia.Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti merekrut 859 orang lansia berusia di atas 60 tahun. Dari jumlah tersebut, 117 peserta dikategorikan sebagai kelompok yang terbiasa melewatkan sarapan.Selama 36 bulan, peneliti memantau fungsi kognitif peserta menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE), yakni tes yang umum digunakan untuk menilai kemampuan otak seseorang, seperti daya ingat, perhatian, dan orientasi. Tes dilakukan setiap 18 bulan sekali. Selanjutnya, peneliti membandingkan perkembangan fungsi kognitif antara peserta yang rutin sarapan dan mereka yang sering melewatkannya.Pada awal penelitian, yaitu dalam 18 bulan pertama, peneliti tidak menemukan perbedaan skor MMSE yang signifikan antara peserta yang melewatkan sarapan dan yang tidak. Namun, pada akhir masa penelitian, mereka menemukan bahwa kelompok yang terbiasa melewatkan sarapan memiliki skor MMSE yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang rutin sarapan.Ilustrasi saraf otak. Foto: Axel_Kock/ShutterstockLebih lanjut, studi ini menunjukkan bahwa peserta yang secara konsisten melewatkan sarapan mengalami penurunan fungsi kognitif yang lebih tajam. Hal ini terlihat dari adanya penurunan skor MMSE sebesar tiga poin atau lebih dibandingkan skor sebelumnya.Dengan demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penurunan fungsi kognitif jangka panjang, termasuk kerusakan atau penurunan fungsi sel-sel otak secara bertahap pada orang dewasa yang lebih tua atau lansia.Meski studi ini belum bisa memastikan hubungan sebab-akibat secara langsung, peneliti klinis dari Departemen Neurologi di Vanderbilt University Medical Center, Raymond Romano, menjelaskan bahwa risiko tersebut mungkin terjadi karena otak tidak mendapatkan cukup asupan energi saat dibutuhkan untuk beraktivitas, terutama saat seseorang melewatkan sarapan secara rutin.Ilustrasi menu sarapan Foto: dok.shutterstock“Otak membutuhkan bahan bakar agar berfungsi dengan baik. Melewatkan sarapan bisa mengganggu konsumsi energi di otak. Ketika kamu tidak mendapatkan glukosa (gula darah) yang dibutuhkan otak di pagi hari, kamu bisa mengalami kabut otak dan kesulitan fokus,” ungkap Romano.Untuk mencegah risiko penurunan fungsi kognitif, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga rutinitas harian melalui pola makan bergizi dan olahraga teratur. Selain itu, Romano juga menyarankan untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi.“Kamu bisa mulai dengan mengurangi konsumsi daging merah, memperbanyak buah dan sayur, serta mendapatkan lemak sehat dari makanan seperti kacang-kacangan dan ikan,” tambahnya.Nah, setelah tahu soal temuan ini, kamu bakal mulai rajin sarapan dulu sebelum kerja, atau tetap malas sarapan?Reporter Salsha Okta Fairuz