Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Foto: dok. VOI)JAKARTA - Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyerahkan secara resmi dokumen Pra-Studi Kelayakan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Satgas Hilirisasi menyerahkan sebanyak 18 dokumen pra feasibility study (pra-FS) proyek hilirisasi dengan nilai investasi total sebesar 38,63 miliar dolar AS atau setara Rp618,13 triliun."Dari 18 proyek tersebut, 8 proyek hilirisasi di sektor mineral dan batubara, 2 proyek tentang transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan," ujarnya, Selasa, 22 Juli.Berikut rincian 18 proyek yang akan didanai oleh Danantara:1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp60 triliun2. Industri DME (batu bara) di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp164 triliun3. Industri aspal di Buton, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun4. Industri Mangan Sulfat di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp3,05 triliun5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) di Kawasan Indutri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 Triliun6. Industri Cooper Rod, WIre & Tube (katoda tembaga) di Gesik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun9. Industri Olresin (Pala), di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp1,8 triliun10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp3 triliun11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MTC), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp2,3 triliun12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp16 triliun13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp1 triliun14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp212 miliar15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp160 Triliun16. Oil Storage Tanks di 15. Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp72 triliun17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp24 triliun18. Industri Boavtur (Used Cooking Oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri Cikarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp16 triliun.