Belajar Mandarin Semakin Populer, Benarkah Jadi Kunci Masa Depan Profesional?

Wait 5 sec.

Ilustrasi belajar bahasa Mandarin (freepik)JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa Mandarin mengalami pertumbuhan signifikan sebagai bahasa asing pilihan di Indonesia. Minat terhadap pendidikan Mandarin semakin meluas, terlihat dari meningkatnya jumlah lembaga kursus, program sekolah, serta kelas informal yang ditawarkan kepada anak-anak hingga orang dewasa.Pertanyaannya, apakah ini sekadar mengikuti tren globalisasi, atau benar-benar menjadi kebutuhan dalam menghadapi persaingan karier di masa depan?Secara global, Mandarin merupakan bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia, sekaligus bahasa resmi negara Tiongkok kekuatan ekonomi dan teknologi terbesar kedua dunia.Tak mengherankan jika kemampuan berbahasa Mandarin kini dinilai sebagai salah satu kompetensi penting dalam dunia kerja yang mengedepankan hubungan multinasional dan lintas budaya.Di Indonesia, perkembangan ini turut mendorong lembaga-lembaga pendidikan bahasa untuk memperluas jangkauan mereka.Salah satunya adalah Studio Mandarin, yang baru-baru ini membuka cabang di Gading Serpong setelah sebelumnya hadir di BSD City. Pembukaan cabang baru ini mencerminkan permintaan tinggi terhadap pendidikan Mandarin berkualitas di kawasan-kawasan hunian modern.“Kami melihat antusiasme yang sangat tinggi dari orang tua di kawasan Tangerang. Bahkan banyak keluarga dari Gading Serpong yang rela menempuh perjalanan jauh ke BSD. Hal inilah yang menginspirasi kami untuk menghadirkan Studio Mandarin lebih dekat dengan komunitas mereka,” ujar Laoshi Iwan, Operasional Manager Studio Mandarin.Untuk siswa yang lebih besar hingga dewasa, program HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) menjadi daya tarik tersendiri. Ujian ini telah menjadi standar internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa Mandarin, dan diakui oleh banyak universitas dan perusahaan luar negeri.“Banyak orang tua mengapresiasi metode Montessori kami karena tidak hanya mengajarkan bahasa, tapi juga membentuk karakter dan kemandirian anak. Kurikulum HSK kami juga dinilai sangat membantu dalam persiapan ujian internasional dan sekolah bertaraf global,” jelasnya.Namun, para pengamat pendidikan mengingatkan penguasaan bahasa Mandarin harus dilihat dalam konteks kebutuhan individu. Tidak semua jalur karier membutuhkan bahasa ini secara langsung.Akan tetapi, bagi mereka yang menargetkan studi atau pekerjaan di bidang teknologi, perdagangan, pendidikan internasional, atau diplomasi, Mandarin bisa menjadi pembeda yang signifikan.“Dalam 1–2 tahun ke depan, kami menargetkan ekspansi ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam, tentunya dengan tetap menjaga kualitas dan nilai inti kami,” pungkas Laoshi.Bukan hanya sebagai alat komunikasi, belajar bahasa Mandarin kini dilihat sebagai cara memperluas wawasan budaya dan membangun daya saing di dunia kerja masa depan.