Ilustrasi – Anak-anak Indonesia (borgenproject.org)YOGYAKARTA - Hari Anak Nasional (HAN) jatuh pada hari ini, Rabu, 23 Juli. Peringatan HAN menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat terhadap hak, perlindungan, dan tumbuh kembang anak-anak sebagai generasi penerus.Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi merupakan refleksi atas kondisi anak-anak Indonesia saat ini sekaligus dorongan untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.Sejarah Hari Anak NasionalHari Anak Nasional pertama kali diperingati pada era pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya pada tahun 1952. Namun idenya sudah dicetuskan setahun sebelumnya dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani).Penetapan tanggal pelaksanaan HAN dalam sejarahnya mengalami beberapa kali perubahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan momentum yang tepat, mengingat pentingnya peran anak sebagai generasi penerus bangsa.Anak-anak sebagai calon pemimpin masa depan memegang peranan penting dalam pembangunan negara. Oleh karena itu, perlindungan terhadap hak-hak dasar mereka harus menjadi prioritas utama.Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, tanggal peringatan HAN akhirnya ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 44 Tahun 1984. Keppres tersebut menegaskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli.Pemilihan tanggal ini merujuk pada tanggal pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak, yaitu 23 Juli 1979. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan pemenuhan hak-hak anak, sebagaimana tercantum dalam Konvensi Perlindungan Anak.Beberapa hak yang wajib dilindungi meliputi keamanan, akses pendidikan, pangan bergizi, serta dukungan untuk tumbuh kembang yang optimal.Tema Hari Anak Nasional 2025Logo Hari Anak Nasional 2025 (Kementerian PPPA) Hari Anak Nasional 2025 mengangkat tema utama “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara.” Tema dan tagline ini mengandung pesan kuat tentang pentingnya membentuk generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh, serta memiliki semangat kebangsaan yang tinggi dalam menyongsong satu abad kemerdekaan RI pada tahun 2045.Tagline “Anak Indonesia Bersaudara” menegaskan nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan toleransi di antara anak-anak dari berbagai latar belakang suku, agama, budaya, serta kondisi sosial. Hal ini menjadi landasan penting dalam menciptakan masa depan Indonesia yang inklusif, damai, dan penuh semangat gotong royong.Sub-Tema Hari Anak Nasional 2025Untuk mendukung tema utama tersebut, HAN 2025 juga mengusung sejumlah sub-tema yang mencerminkan fokus pemerintah dan masyarakat dalam menjawab tantangan yang dihadapi anak-anak Indonesia saat ini. Berikut lima sub-tema dalam peringatan HAN tahun ini:Generasi Emas Bebas StuntingPemerintah menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan melalui berbagai program. Edukasi gizi kepada keluarga, pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan balita, serta peningkatan akses terhadap sanitasi yang layak menjadi langkah utama dalam mencetak generasi yang sehat secara fisik dan mental.Pendidikan Inklusif untuk SemuaAkses pendidikan yang merata menjadi hak setiap anak, tanpa terkecuali. Pemerintah dan lembaga pendidikan didorong untuk memastikan bahwa anak-anak di daerah terpencil, anak dengan disabilitas, serta mereka yang berada dalam kondisi khusus bisa mengenyam pendidikan yang layak dan sesuai kebutuhan.Anak Cerdas DigitalDi tengah kemajuan teknologi informasi, literasi digital menjadi keterampilan esensial. Anak-anak perlu dibekali kemampuan untuk menggunakan internet dan teknologi secara bijak, aman, serta produktif. Edukasi tentang etika digital dan keamanan siber menjadi bagian penting dalam mendidik generasi yang tanggap terhadap tantangan era digital.Stop Perkawinan AnakPerkawinan usia dini masih menjadi masalah serius yang mengancam masa depan anak, khususnya anak perempuan. Pemerintah terus memperkuat upaya pencegahan melalui kampanye edukatif, penegakan hukum, serta dukungan terhadap pendidikan dan kesehatan reproduksi remaja.Hentikan Kekerasan terhadap AnakKekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis, masih kerap terjadi di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Semua pihak—orang tua, guru, tetangga, hingga aparat penegak hukum—harus bersatu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang anak.Peran Keluarga dan PendidikanKeluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak. Lingkungan keluarga yang hangat, mendukung, dan terbuka menjadi fondasi kuat bagi pembentukan karakter anak. Pendidikan, baik formal maupun nonformal, juga memegang peran sentral dalam mengasah potensi anak, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, dan membentuk mentalitas generasi muda yang tangguh dan berintegritas.Oleh karena itu, upaya memperingati Hari Anak Nasional seharusnya bukan hanya seremoni di tingkat pemerintah, tetapi juga menjadi momen refleksi di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Apakah anak-anak sudah mendapatkan haknya? Apakah suara mereka sudah didengar? Apakah mereka sudah hidup dalam lingkungan yang aman dan mendukung?