Dua anak singa (Panthera leo) bermain di kandangnya, Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023). Foto: antaraTempat makan biasanya menawarkan berbagai promo menarik untuk memikat pelanggan. Mulai dari potongan harga, dekorasi yang unik, hingga konsep tempat makan yang tak biasa.Tapi pernah enggak sih kamu terbayang menikmati hidangan sambil memeluk anak singa? Ya, konsep tak biasa ini benar-benar diterapkan oleh sebuah restoran di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China. Restoran tersebut menawarkan paket makan siang seharga USD150 atau sekitar Rp2,4 juta, lengkap dengan sesi berinteraksi langsung dengan anak singa.Konsep yang diluncurkan sejak Juni lalu ini langsung viral dan menuai kontroversi. Meski banyak yang penasaran, tak sedikit pula yang mengecam keras praktik tersebut, terutama dari kalangan pegiat kesejahteraan hewan yang menilai atraksi ini tidak aman dan tidak etis.Menurut laporan Reuters, restoran tersebut menjual 20 tiket per hari untuk paket teh sore yang mencakup empat hidangan serta waktu bermain bersama hewan. Dalam tangkapan layar menu yang beredar di media sosial, ditampilkan pilihan makan siang spesial dengan pengalaman memeluk anak singa sebagai daya tarik utamanya.Pihak restoran mengeklaim bahwa hewan-hewan mereka, termasuk anak singa, dirawat dengan baik oleh pengasuh profesional. Mereka juga menyebut bahwa anak singa tersebut tidak disimpan di dalam restoran, melainkan di tempat khusus dengan pengawasan ketat, meskipun detail lokasi tidak diungkapkan.Dua anak singa berber yang baru lahir beristirahat di dalam kandang mereka di Kebun Binatang Dvur Kralove, Dvur Kralove nad Labem, Republik Ceko. Foto: David W Cerny/REUTERSSelain anak singa, restoran ini juga menampilkan hewan lain seperti llama, kura-kura, dan rusa, sebagaimana terlihat dalam konten video mereka di Douyin, versi TikTok yang digunakan di China. Namun, sejauh ini belum jelas bagaimana pengunjung diajak berinteraksi dengan hewan-hewan tersebut.Konsep ini pun mengundang perhatian serius dari organisasi perlindungan hewan. Jason Baker, Wakil Presiden Senior dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), mengecam praktik ini dan menyebutnya sebagai bentuk eksploitasi hewan. "Hewan-hewan ini adalah makhluk hidup yang bisa merasakan, bukan mainan,” katanya, dikutip dari Reuters, Rabu (23/7). Ia menambahkan bahwa menjadikan anak singa sebagai properti media sosial semata sangat merugikan hewan dan bisa membahayakan manusia. Hal ini diamini oleh Peter Li dari Humane Society International, yang menilai bahwa memperlakukan hewan liar sebagai hiburan merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab. "Bahkan anak singa pun bisa menyerang dan melukai manusia," ujarnya.Saat ini, otoritas setempat dikabarkan sedang melakukan penyelidikan terhadap restoran tersebut. Skandal ini mencuat tak lama setelah insiden serupa di China, di mana sebuah hotel bintang lima di Chongqing, Lehe Ledu Liangjiang Hotel dikritik karena menggunakan panda merah, spesies yang terancam punah, sebagai bagian dari layanan membangunkan tamu. Panda Merah untuk Bangunkan PengunjungDalam rekaman video yang dibagikan, terlihat hewan tersebut memanjat tempat tidur dan meja di dalam kamar hotel, sementara para tamu diajak untuk membelai dan memberi makan panda merah itu.Dilansir South China Morning Post, hotel yang dibuka sejak 2010 ini merupakan bagian dari kawasan wisata terpadu yang juga mencakup taman satwa liar, dengan lebih dari 100 kamar. Salah satu layanan andalannya adalah “berinteraksi langsung dengan hewan”.Kamar hotel dengan layanan bangun pagi menggunakan panda merah dipatok dengan harga cukup fantastis, yakni antara US$280 hingga US$420 per malam atau sekitar Rp 4,5 juta hingga Rp 7 juta. Meski begitu, layanan ini sangat diminati, terutama oleh keluarga yang membawa anak-anak.Pihak hotel bahkan mempekerjakan empat panda merah sebagai “staf”, termasuk satu panda dewasa berusia sekitar dua tahun yang khusus ditugaskan untuk membangunkan tamu di pagi hari. Biasanya, tamu diberi waktu beberapa menit untuk berinteraksi dengan panda merah, tergantung pada suasana hati hewan tersebut. Pengasuh profesional juga selalu hadir untuk memastikan keselamatan selama interaksi berlangsung.Pihak hotel mengeklaim bahwa semua panda merah yang mereka rawat telah divaksinasi lengkap. Di China sendiri, populasi panda merah diperkirakan hanya sekitar 6.000–7.000 ekor. Spesies ini tergolong sebagai satwa perlindungan Kelas II di China dan telah masuk daftar spesies terancam punah versi International Union for the Conservation of Nature (IUCN).Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar, penggunaan satwa yang dilindungi dibatasi secara ketat. Dilarang menjual, membeli, atau memanfaatkan satwa liar yang dilindungi, kecuali untuk kepentingan edukasi dan dengan izin resmi. Penyalahgunaan satwa dilindungi dapat dikenakan sanksi berupa denda hingga penghentian operasional.Pada 17 Juni lalu, perwakilan dari Departemen Kehutanan Chongqing menyatakan bahwa mereka telah memerintahkan hotel untuk menghentikan layanan panda merah tersebut dan kini tengah melakukan penyelidikan.