Aksi relawan Jokowi mendukung junjungannya. (ANTARA)JAKARTA – Sejarah hari ini, 11 tahun yang lalu, 22 Juli 2014, aksi cukur gundul mengiringi keberhasilan Jokowi jadi Presiden Indonesia terpilih. Aksi itu dilakukan relawan dan pendukung Jokowi dari berbagai wilayah Nusantara. Suatu selebrasi bahwa Indonesia akan memasuki era baru.Sebelumnya, sosok Jokowi dianggap sebagai pembawa harapan. Narasi itu menguat kala Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) majukan Jokowi jadi capres dalam Pilpres 2014. Jokowi pun berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) melawan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.Kehadiran Jokowi dalam peta politik nasional membawa kehebohan. Ia dianggap telah berhasil sebagai Wali Kota Solo era 2005-2012. Ia juga dianggap berhasil jadi Gubernur DKI Jakarta era 2012-2014. Kesederhanaannya jadi daya tarik. Kondisi itu membuat Jokowi diramalkan ikut dalam kontestasi politik tingkat tinggi: Pilpres.Desakan kepada PDIP untuk jadikan kadernya, Jokowi sebagai capres bermunculan. Deklarasi relawan dan pendukung Jokowi muncul di mana-mana. Mereka ikut pula mendesak PDIP mencalonkan Jokowi jika ingin menang Pilpres.Nyatanya opsi Jokowi jadi capres dari PDIP tak mudah. Jokowi harus bersaing dengan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun, politisi PDIP sendiri mulai mendorong Jokowi sebagai jadi capres. Mereka merasa kemenangan akan diraih PDIP jika Jokowi jadi capres, bukan Megawati.Aksi cukur gundul relawan Jokowi di Surabaya. (ANTARA)Megawati pun akhirnya luluh. Ia memberikan kesempatan Jokowi jadi capres dari PDIP untuk Pilpres 2014. Keputusan itu disambut dengan suka cita. Jokowi pun akhirnya dipasangkan dengan politikus kawakan, JK.Kehadiran JK kian melengkapi popularitas Jokowi. Keduanya kemudian melawan capres dari Partai Gerindra, Prabowo-Hatta. Pertarungan itu tak mudah. Mesin partai dan relawan mulai bekerja untuk menarik simpati rakyat. Hasilnya 9 Juli 2014 jadi penentuan.Rakyat Indonesia berbondong-bondong datang ke TPS memberikan suaranya. Mesin-mesin lembaga survei mulai mencatatkan hitungan cepat. Belakangan hasil hitungan cepat beberapa lembaga survei mendaulat Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014.“Sampai kami dapat menciptakan perubahan yang lebih maju di Indonesia. Terima kasih (Prabowo-Hatta) karena telah bersaing dengan sehat dan menciptakan pemilu damai,” sebagaimana dikutip laman tempo.co, 9 Juli 2014.Kubu Jokowi-JK memang gembira bukan main dengan hasil hitung cepat. Namun, hal itu tak membuat relawan Jokowi di berbagai wilayah Nusantara jumawa. Mereka tetap menanti hasil hitungan resmi KPK. Relawan Jokowi juga bernazar melakukan aksi cukur gundul rambut jika Jokowi resmi menang.Hitungan cepat KPK diumumkan pada 22 Juli 2014. Hasilnya Jokowi-JK mendominasi dengan perolehan 53.15 persen, sedang Prabowo-Hatta hanya dapat 46.85 persen. Kondisi itu disambut dengan gegap gempita oleh relawan dan pendukung Jokowi dengan gunduli rambut massal.Alhasil, Jokowi resmi jadi Presiden Indonesia terpilih. Aksi cukur gundul berlangsung pada hari yang sama di berbagai wilayah di Nusantara, di Pulau Jawa hingga luar Pulau Jawa.Para relawan menganggap aksi cukur gundul sebagai bentuk luapan kebahagiaan atas kemenangan Jokowi. Kondisi itu membuat tim kampanye Jokowi berterima kasih atas dukungan para relawan di daerah."Aksi mencukur gundul sebagai bentuk luapan kebahagiaan kami atas kemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang kami dukung. Dan ini juga sebagai penghilang sial," salah seorang pendukung Jokowi asal Sampang, Madura, Sohib sebagaimana dikutip laman ANTARA, 22 Juli 2014.