“Seperti biasa, dalam pertemuan ini kita akan menyoroti sejumlah isu yang kami pandang penting, baik di tingkat nasional maupun global. Dari sekian banyak isu, kami memprioritaskan yang berkaitan langsung dengan kepedulian dan nilai-nilai yang kami perjuangkan sebagai organisasi masyarakat,” tegas Ustadz Zahir di hadapan awak media, Senin (21/7).Dalam pernyataan resminya, ABI menyampaikan sikap tegas terhadap dua isu utama: agresi militer Israel terhadap wilayah kedaulatan Iran, serta pendudukan berkepanjangan atas Palestina. Ustadz Zahir menyatakan bahwa kedua isu tersebut merupakan bentuk nyata pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan, keadilan, dan hukum internasional.Turut hadir mendampingi Ketua Umum dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum ABI, Ustadz Ahmad Hidayat, yang turut menegaskan pentingnya konsistensi dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina dan penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara di kawasan.Ustadz Zahir Yahya menegaskan bahwa dukungan Ahlulbait Indonesia (ABI) terhadap perjuangan rakyat Palestina bukanlah respons musiman atau sikap politik reaktif. Sebaliknya, sikap tersebut lahir dari komitmen jangka panjang yang berakar kuat pada nilai-nilai ajaran Islam, prinsip-prinsip universal hak asasi manusia, serta amanat konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.“Pembelaan terhadap Palestina adalah bagian dari keberpihakan terhadap keadilan dan kemanusiaan. Adapun sikap Iran dalam menghadapi agresi Israel merupakan bentuk pertahanan diri yang sah, dan tidak boleh direduksi menjadi konflik sektarian,” tegas Ustadz Zahir dalam keterangannya kepada awak media.Dalam pernyataan resminya, ABI secara tegas menolak segala bentuk penyederhanaan konflik ini sebagai sekadar persoalan Sunni-Syiah atau rivalitas geopolitik regional. Menurut Ustadz Zahir, persoalan Palestina adalah persoalan penjajahan yang nyata, sebuah bangsa yang hak-haknya dirampas dan wilayahnya dikokupasi secara sistematis. Karena itu, bangsa Palestina berhak mendapatkan solidaritas dan pembelaan dari komunitas internasional.Beliau juga menekankan bahwa Republik Islam Iran memainkan peran strategis sebagai satu dari sedikit negara yang secara terbuka dan konsisten membela hak-hak rakyat Palestina serta menolak dominasi Israel di kawasan. Dalam konteks tersebut, Iran tidak sekadar menjadi aktor regional, tetapi juga simbol perlawanan terhadap ketidakadilan global.Lebih jauh, Ustadz Zahir menegaskan bahwa respons Iran terhadap serangan Israel tidak dapat dikategorikan sebagai aksi agresi, melainkan bentuk pembelaan diri yang dilindungi oleh hukum internasional. Sikap ini diperkuat dengan merujuk pada Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengakui hak setiap negara untuk membela diri atas serangan bersenjata, serta Pasal 28 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang menjamin tatanan global yang mendukung hak dan kebebasan manusia secara utuh.Menambahkan perspektif keagamaan, Ustadz Zahir juga mengutip ayat Al-Qur’an dari Surah Al-Baqarah ayat 194 sebagai dasar spiritual perjuangan melawan agresi:“Dan jika mereka menyerang kalian, maka seranglah mereka sebagaimana mereka menyerang kalian dahulu.”Konferensi pers ini tidak sekadar merupakan pernyataan politik, melainkan juga seruan moral. Ahlulbait Indonesia (ABI) mengajak umat Islam di Indonesia, serta seluruh elemen bangsa, untuk menjauhkan diri dari narasi-narasi sektarian yang hanya akan merusak ukhuwah dan memperkeruh semangat persatuan.ABI menekankan pentingnya bersikap objektif, arif, dan adil dalam menyikapi konflik global, khususnya yang menyangkut isu kemanusiaan seperti tragedi yang menimpa rakyat Palestina. Penyikapan yang jernih dan berdasarkan nilai keadilan menjadi fondasi penting dalam memperkuat posisi moral bangsa Indonesia di panggung internasional.“ABI menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina dan Iran bukan didasari oleh pertimbangan politik kekuasaan, sektarianisme, atau fanatisme mazhab”, tegas Ustadz Zahir.Dalam sesi tanyajawab, Ustadz Ahmad Hidayat menyamapaikan bahwa, pembelaan terhadap Palestina bukan hanya isu politik atau agama, melainkan panggilan fitrah kemanusiaan. Semua pasti menolak segala bentuk penindasan, penjajahan, dan perampasan terhadap hak suatu bangsa yang sah, yang memiliki nilai-nilai, identitas, serta batas-batas teritorial yang diakui.Menurutnya, kesadaran global untuk berpihak pada Palestina terus menguat, termasuk di Indonesia. “Dalam konteks ini, Ahlulbait Indonesia (ABI) sebagai ormas keagamaan berkepentingan menunjukkan dukungan maksimal terhadap perjuangan bangsa Palestina, selaras dengan arah kebijakan luar negeri Indonesia, kecuali dalam satu hal yang prinsipil”, lanjutnya.ABI memiliki pandangan berbeda terkait solusi dua negara. Bagi kami, pendekatan dua negara justru berisiko melegitimasi keberlangsungan penjajahan, ekspansi, dan kekerasan sistematis yang telah terjadi selama puluhan tahun. Kami memandang solusi ini tidak menjawab akar masalah, melainkan justru berpotensi memperpanjang penderitaan rakyat Palestina, tegasnya.Mengenai Iran, menurut Waketum ABI ini, dukungan Iran terhadap Palestina tidak dilandasi semata-mata oleh solidaritas keagamaan, tetapi lebih jauh merupakan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal, sebuah penolakan tegas terhadap segala bentuk dominasi, penindasan, dan intervensi sepihak.Melalui pernyataan ini, ABI mempertegas posisinya sebagai salah satu pilar moral masyarakat sipil Indonesia dalam menyuarakan keadilan global dan menolak hegemoni kekuatan asing atas bangsa-bangsa tertindas. Dukungan terhadap Palestina dan sikap objektif terhadap Iran ditegaskan sebagai bagian dari misi keumatan yang berpijak pada prinsip kedaulatan, solidaritas internasional, dan nilai-nilai luhur Ahlul Bait.