Sumber Gambar: Chat GPTSaat ini merupakan era kecepatan informasi yang jauh lebih cepat dibanding sebelumnya, hanya dengan hitungan detik, berita pada lokasi yang jaraknya cukup jauh bisa tampil pada masing-masing layar gawai tanpa ada batasan waktu dan geografis. Komunikasi massa hadir sebagai penopang utama antara peristiwa, pesan dan publik. Tidak sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk cara berpikir, bersikap bahkan pengambilan keputusan.Komunikasi massa adalah jantung informasi dari beragam kebutuhan modern, dari politik, ekonomi, budaya hingga pendidikan. Dari media massa ini khalayak mengetahui berkembangnya isu-isu nasional maupun global, mengetahui budaya populer, sampai saat menonton debat dapat memilih dan menentukan arah politik ke depannya. Tanpa komunikasi massa, masyarakat akan terputus dari pengetahuan yang menjadi bagian dari partisipasi sosial dan demokrasi.Kecepatan dan deras informasi seperti sekarang menjadikan peran komunikasi massa menjadi kompleks, tidak sekadar menyampaikan pesan, media juga perlu menyusun pesan secara jelas, menarik dan akurat agar tidak diabaikan oleh khalayak. Namun, pada sisi khalayak juga perlu kritis ketika menerima informasi yang tidak jelas, agar tidak terjebak perangkat dalam disinformasi dan manipulasi media.Melihat kondisi ini perlu bagi khalayak untuk memahami komunikasi massa menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan. Khalayak perlu mengetahui bagaimana pesan itu dikemas, cara apa yang digunakan media untuk menyampaikan informasi dan bagaimana khalayak menerimanya. Pemahaman ini menjadi kunci untuk bisa "melek media" di terpaan informasi yang tiada batas. Pada posisi inilah perlu mempelajari model dan proses komunikasi massa secara mendalam.Setiap pesan melalui media massa yang diterima oleh khalayak, terdapat alur komunikasi yang tidak serta merta muncul begitu saja. Contohnya pesan sederhana seperti berita, iklan atau kampanye publik sebenarnya melalui proses panjang dirancang dengan sangat ketat. Proses ini meliputi banyak hal, seperti pengirim pesannya, media yang digunakan, bentuk penyampaian hingga targetnya. Jika ada alur yang terganggu atau tidak diperhatikan, maka pesan bisa salah dimengerti, tidak sampai hingga menimbulkan kesalahpahaman.Komunikasi efektif dapat diwujudkan melalui alur komunikasi yang dirancang secara sistematis, dalam perspektif komunikasi massa khalayak tak sekadar dihadapkan satu atau dua orang saja, melainkan rubuah hingga jutaan khalayak dengan latar belakang budaya sosial berbeda-beda. Melihat kondisi tersebut, setiap tahapan dalam proses komunikasi harus diperhitungkan matang, dimulai dari bagaimana pesan dikatakan, pemilihan media yang paling sesuai, hingga bagaimana khalayak akan menafsirkan. Jika kondisi itu diabaikan, maka pesan penting pun bisa hilang banyaknya informasi.Melalui komunikasi yang baik juga dapat membantu pengirim pesan untuk menyiapkan strategi yang jitu. Contohnya di kalangan jurnalis yang harus memilih sudut pandang dan gaya bahasa sesuai dengan karakter pembacanya, bagian humas juga harus mempunyai pemahaman tentang kapan waktu tepat untuk mengirimkan rilis berita, bagi pembuat iklan juga perlu paham selera secara visual target audiensnya. Keputusan ini tidak bisa dilepaskan dari pemahaman terhadap alur komunikasi yang logis dan struktur.Untuk menjadi penyampai pesan yang efektif dan penerima pesan yang cerdas, khalayak perlu memahami alur komunikasi secara kompleks. Khalayak perlu tahu kapan waktunya percaya, bertanya dan menilai informasi yang tersebar. Dengan kemampuan memahami, maka komunikasi massa menjadi modal besar agar tidak mudah terbawa arus, tetapi harus pandai memilah dan memahami makna dari setiap pesan yang diterima.Model komunikasi merupakan bagian terpenting guna memahami tentang tata cara pesan dapat berpindah ke satu pihak ke pihak yang lain, dalam komunikasi massa penyampaian pesan melibatkan berbagai komponen, seperti pengirim, pesan, saluran, penerima dan gangguan. Tanpa adanya model yang tidak jelas, proses ini akan terasa sulit. Model komunikasi ini mempunyai fungsi agar lebih sederhana sekaligus memetakan proses tersebut agar dapat dipelajari dan dianalisis secara sistematis.Fungsi model komunikasi di antaranya adalah menjelaskan siapa menyampaikan apa, kepada siapa, saluran yang digunakan, dan hasilnya seperti apa. Contohnya, model linier yang menggambarkan komunikasi sebagai proses satu arah dari pengirim ke penerima, dalam sehari-hari seperti siaran televisi. Sedangkan, model interaksional dan transaksional terdapat elemen umpan balik (feedback) dan konteks, kondisi ini sangat relevan dengan majunya platform digital yang lebih responsif dan dua arah. Dengan mengetahui dan menggunakan model-model ini dapat menunjukkan letak kekuatan, kelemahan, dan hambatan dalam proses komunikasi massa.Model komunikasi tidak hanya teoritik saja, tetapi memiliki nilai praktis dalam kehidupan sehari hari. Jurnalis, konten kreator hingga masyarakat bebas menggunakan model ini untuk mempersiapkan proses pesan yang efektif. Khalayak secara mandiri dapat memperkirakan akan adanya gangguan, menyesuaikan media komunikasi dengan karakter khalayak dan merancang pesan dengan tujuan agar pesan mudah dipahami. Model komunikasi tidak sebatas menjelaskan apa yang terjadi, tetapi juga membantu untuk melakukan apa yang harus dilakukan.Sebagai akademisi khususnya dalam ilmu komunikasi, memahami model-model komunikasi menambahkan kepekaan tentang kompleksitas penyampaian pesan di masyarakat. Proses komunikasi pasti terdapat hambatan-hambatan, baik secara teknis, psikologis bahkan budaya. Akan tetapi, dengan kerangka model komunikasi yang tepat, khalayak dapat mengantisipasi hambatan dan meningkatkan efektivitas komunikasi. Tahapan inilah urgensi dari model komunikasi, yang menjembatani antara teori dan praktik.Komunikasi massa ketika mengirim pesan tidak dikirim begitu saja, terdapat proses untuk menentukan apakah pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik atau sebaliknya dan menimbulkan kekeliruan. Tahapan awal diawali dengan encoding, yakni ketika pengirim pesan menyusun ide dan informasi dalam bentuk simbol, kata, gambar atau suara. Posisi ini peran kreativitas dan strategi komunikasi penting untuk digunakan, bagaimana menyampaikan pesan yang sangat kompleks dapat mudah untuk dipahami oleh khalayak.Kemudian pesan disebarkan melalui media yang menjadi penyalur antara pengirim dengan penerima, bentuk media ini bisa berupa surat kabar, televisi, radio, media sosial atau bentuk lainnya. Dengan pemilihan media yang tepat, ini sangat mempengaruhi seberapa luas dan cepat, pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak. Dalam sudut pandang lain, karakteristik media juga menentukan bagaimana bentuk, cara penyampaian, contohnya pesan di media sosial instagram pasti berbeda dengan pesan dalam bentuk media cetak maupun online.Selanjutnya pesan yang telah sampai akan diproses decoding oleh khalayak. Tahap ini, mereka menafsirkan isi pesan yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, nilai, dan konteks sosial masing-masing individu, Karena itu satu pesan yang sama berpotensi berbeda dipahami oleh setiap individu. Maka dari itu, berhasilnya komunikasi massa bergantung pada seberapa sama pemahaman antara pengirim dan penerima pesan.Tahap terakhir adalah umpan balik (feedback) yang dalam praktiknya lebih teratas dalam konteks komunikasi massa dibanding dengan secara tatap muka tetapi memiliki peran penting. Contohnya umpan balik ini bisa berupa bentuk komentar, rating, diskusi publik atau perubahan sikap audiens. Hal tersebut menjadi acuan apakah pesan berhasil. perlu diperbaiki atau bahkan menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Ketika proses ini dipahami, khalayak dapat merancang komunikasi efektif, terukur dan bermakna.Model komunikasi memiliki fungsi sebagai peta konseptual sebagai pedoman dalam melihat komponen utama dalam proses komunikasi. Setiap model yang ada, baik model linier hingga model transaksional, memiliki sudut pandang berbeda tentang bagaimana komunikasi bekerja. Dengan membedakan beragam model ini, khalayak dapat mengetahui struktur dan alur logika yang digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi massa. Seperti berita, iklan, kampanye maupun konten digital.Proses pesan dapat mempermudah khalayak untuk menyiapkan langkah nyata ketika menyampaikan informasi dimulai dari pengkodean pesan (encoding), pemilihan media, penafsiran pesan oleh audiens (decoding) hingga umpan balik. Tahapan ini setiap prosesnya pasti memiliki halangannya, dan kualitas komunikasi sangat ditentukan dari kejelasan pesan yang disampaikan. Apalagi di era digital ini yang cepat dan dinamis, sehingga penguasaan proses ini menjadi kunci berhasilnya penyampaian pesan.