Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparanGubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, anak-anak telantar yang masih banyak terlihat bekerja dan mengemis di jembatan penyeberangan orang (JPO) umumnya bukanlah warga Jakarta.“Ya begini, memang anak-anak yang ada di JPO dengan segala respect saya, sebenarnya rata-rata mereka bukan ber-KTP atau berpenduduk Jakarta,” kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/7).“Karena memang dalam kondisi sekarang ini banyak yang dari luar daerah, yang saya temukan sendiri. Saya karena kebetulan rajin jalan,” tambahnya.Ilustrasi pengemis membawa anak. Foto: iman satria/ShutterstockIa mengaku kerap berbincang langsung dengan anak-anak yang ditemuinya di JPO, termasuk menanyakan asal-usul dan keberadaan keluarganya.“Saya biasanya tanya, kamu keluargamu di mana? Nah, rata-rata keluarganya tidak di Jakarta,” ucapnya.Meski demikian, Pramono menegaskan, pihaknya tidak akan membedakan penanganan berdasarkan domisili. Ia membuka kemungkinan tetap memberikan fasilitas milik Pemprov DKI Jakarta kepada mereka.“Apa pun ya, saya tidak membedakan dia warga Jakarta atau tidak warga Jakarta. Kalau memang fasilitas Jakarta bisa diberikan, saya akan berikan,” katanya.Pengemis menerima angpao di Vihara Dharma Bhakti, Taman Sari, Jakarta Barat. Foto: Nugroho Sejati/kumparanPernyataan itu ia sampaikan usai ditanya soal peringatan Hari Anak Nasional. Pemprov DKI akan mengundang anak-anak dari keluarga kurang mampu ke Balai Kota.“Jadi secara khusus saya mengundang anak-anak ke Balai Kota. Sebentar lagi saya akan menemui mereka. Tidak ada acara khusus tetapi saya ingin membuat anak-anak itu merasakan bagaimana Balai Kota Jakarta,” ujar Pramono.“Kan tidak banyak anak Jakarta yang pernah menginjakkan kaki di Balai Kota Jakarta. Dan ini kebetulan juga dipilih dari keluarga-keluarga yang memang kurang beruntung. Supaya mereka juga pernah menginjakkan kakinya di Balai Kota. Karena itu yang menjadi hal yang ingin saya lakukan,” tambahnya.